Mungkin tak akan ada yang mengira bahwa pria dengan rambut yang sudah memutih ini pernah menderita dua jenis kanker sekaligus. Albert Charles Sompie adalah seorang survivor kanker dan aktif tergabung dalam support group Yayasan Kanker Indonesia selama lebih dari 12 tahun.

Sifatnya yang ceria, penuh canda dan enerjik ini membuat siapa saja yang berada di sekitar Berthie, sapaan akrabnya, turut merasakan energi positif dan penuh semangat. Tak terlihat bahwa ia pernah mengalami masa-masa pahit akibat kanker yang membuatnya kehilangan sebelah paru-paru dan juga ususnya.

Mantan kapten tim softball nasional tahun 1980-1990 ini pertama kali mengetahui dirinya terserang kanker paru-paru pada Desember 2005. Kala itu, dokter yang mendiagnosanya menjelaskan bahwa ia menderita kanker paru-paru stadium 3B dan memiliki harapan hidup sekitar enam bulan saja. Berthie yang saat itu berusia 47 tahun dan masih aktif bermain softball sempat memungkiri bahwa dirinya menderita kanker. Ia masih terus bermain softball dan merokok –kebiasaan yang ia yakini menjadi penyebab kankernya  muncul.

Beberapa bulan berselang setelah operasi pengangkatan kanker paru-parunya, pria yang lahir di Surabaya 60 tahun silam ini kembali didiagnosa mengidap kanker. Kali ini, sel kanker menyerang bagian ususnya.

Kondisi tersebut sempat membuat Berthie patah asa. Ia mengaku pernah berdoa agar diberikan kematian saja daripada harus menderita sakit. Beruntung, Berthie memiliki keluarga dan teman-teman yang sangat menyayanginya. Dukungan dari merekalah yang membuatnya kembali bangkit. “Dulu saya sering meminta Tuhan untuk mati. Namun karena tidak dikabulkan, doa saya ubah. Saya minta untuk terus hidup, supaya bisa melihat anak-anak saya tumbuh besar dan berkeluarga.” Menurutnya, keluarga memang menjadi sumber semangat yang sangat berarti dalam kesembuhannya. “Saya tidak bisa berada di sini sekarang jika bukan karena istri dan anak-anak saya,” kenang Berthie.

Tak hanya dukungan dari keluarga dan kerabat dekat, Berthie juga bercerita bahwa kunci untuk sembuh dari kanker adalah justru dengan menerima kondisi tersebut dengan lapang dada namun tetap menjalani proses penyembuhan seperti kemoterapi secara rutin. Meski terasa berat, proses kemoterapi yang ia jalani sebanyak 16 kali hingga Desember 2006 berhasil membantunya terbebas dari sel kanker. Sejak saat itu, Berthie diperbolehkan oleh dokter untuk kembali aktif berkegiatan, khususnya untuk bersepeda, bermain tenis, renang, dan tentunya bermain softball bersama teman-temannya.