KOMPAS.com - Virus corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 sangatlah rentan menyerang orang dengan imunitas rendah. Salah satu pasien berisiko terinfeksi virus ini adalah penyintas kanker, yang tentu memiliki imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang rendah. Di tengah pandemi virus corona ini, Pokja Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bekerja sama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) melakukan survei terhadap 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia. Hasil survei yang dilakukan untuk mempelajari tindakan para penyintas kanker di tengah pandemi Covid-19 disosialisasikan dalam diskusi daring #LUNGTalk: Pandemi Covid-19 dari Sudut Pandang Penyintas Kanker, Sabtu (1/8/2020).

"Penelitian ini dilakukan pada 355 pasien pada bulan Juli," kata dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Dr Elisna mengatakan pada dasarnya virus corona menyerang orang yang memiliki imunitas rendah. Meskipun tidak ada bukti bahwa orang kanker berisiko tinggi untuk terkena Covid-19, namun, risikonya tetap sama dengan kebanyakan orang. "Risiko semua orang sama, tidak hanya pada orang dengan kanker, maka perilakunya harus dipertahankan," kata dr Elisna.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di China, tingkat infeksi virus SARS-CoV-2, di salah satu institusi menunjukkan angka 0,79 persen pada pasien onkologi dibandingkan dengan pasien pada umumnya dengan angka 0,39 persen. Bahkan menurut sebuah penelitian dalam jurnal Lancet, pasien kanker paru juga lebih rentan terinfeksi Covid-19. Angka risikonya menunjukkan 25 persen sampai 38 persen dibandingkan dengan pasien kanker lainnya. Survei yang dilakukan menunjukkan hasil yang baik terkait pengetahuan responden tentang Covid-19 dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko penularan.

Pasien kanker terbiasa mengatur kecemasan.

Dr Elisna memaparkan tercatat sebanyak 73 persen dari seluruh responden mendapatkan informasi yang cukup terkait pencegahan Covid-19. Di antaranya seperti mencuci tangan, memakai masker, menerapkan jaga jarak dan selalu menjaga imunitas tubuh. "Berdasarkan hasil survei, sebanyak 60,1 persen responden mengakui tingkat kecemasan mereka akibat Covid-19 cukup rendah," ungkap dr Elisna. Sebab, kata dr Elisna, para penyintas kanker telah terbiasa mengatur kecemasan dan stres mereka, bahkan sejak awal dinyatakan memiliki penyakit ini.

"Kalau kecemasan pada orang kanker itu sudah ada dari awal. Penyintas ini sudah melatih stresnnya sejak dini," jelas dr Elisna. Faktor kecemasan lainnya bagi penyintas kanker yakni pandemi ini mengganggu proses terapi. Sebab, bagi beberapa pasien kanker ada terapi yang tidak dapat ditunda. Selain itu terkait akses ke pusat layanan, menurut dr Elisna, ada 22,5 persen responden yang mencemaskan hal ini. Penelitian serupa tentang bagaimana penyintas kanker menghadapi pandemi virus corona juga telah dilakukan sebelumnya di Zurich pada bulan Februari, serta di sejumlah negara seperti China, Spanyol dan negara lainnya.

"Penelitian tentang kecemasan terkait Covid-19, hasilnya juga sama dan tidak jauh berbeda," jelas dr Elisna. Penyintas kanker paru Megawati Tanto, yang juga Koordinator Kanker Paru CISC juga memaparkan tantangan yang dihadapi pasien kanker paru selama pandemi ini semakin berat. Megawati mengatakan para pasien kanker, termasuk kanker paru, sangat bergantung pada pelayanan. Jika penindakan dan layanan kesehatan selama masa pandemi ini terganggu, maka juga akan berdampak buruk bagi kesehatan pasien ke depannya. Rekomendasi dari survei ini diharapkan agar akses layanan kesehatan bagi pasien kanker, tetap menjadi prioritas di masa pandemi virus corona saat ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pandemi Virus Corona: Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Rendah, Ahli Jelaskan",

Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/03/160100023/pandemi-virus-corona--tingkat-kecemasan-pasien-kanker-rendah-ahli-jelaskan?page=all#page3.
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas