Otak adalah salah satu organ terpenting dalam mengatur organ lain agar dapat berfungsi secara sinergis. Bagaikan ‘Bos’ diantara organ penting lainnya. Bisa dibayangkan jika terjadi masalah pada otak maka sistem pengaturan dan koordinasi akan menjadi kacau. Fungsi luhur seperti berbicara, melihat, berpikir, bergerak, dan lainnya bisa saja terganggu tergantung lokasi kelainnya.

Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel otak yang tidak terkendali. Tumor otak bisa bersifat jinak ataupun ganas. Tumor ganas pada otak itulah yang kita sebut sebagai kanker otak. Menurut asalnya, tumor otak dikelompokan menjadi tumor primer dan sekunder. Disebut primer jika tumor berasal dari sel otak itu sendiri, sedangkan tumor otak sekunder berasal dari kanker organ lain misalnya akibat penyebaran kanker paru, kanker payudara, maupun kanker lain. Kebanyakan kanker otak merupakan tumor sekunder. Dari seluruh tumor primer otak, astrositoma anaplastik dan glioblastoma multiforme (GBM) meliputi sekitar 38% dari jumlah keseluruhan tumor primer, diikuti oleh meningioma dan tumor mesenkim lainnya sebanyak 27%.

Kanker otak masih menjadi perhatian dunia, kerena berbagai kemajuan penelitian dan teknologi belum dapat memaksimalkan hasil pengobatan kanker otak. Di Indonesia kanker otak merupakan salah satu kanker terbanyak pada anak. Meskipun demikian, tumor ini dapat terjadi pada umur berapapun. Berdasarkan penelitian, tumor otak sering terjadi pada anak-anak 3-12 tahun dan orang dewasa 40-70 tahun. Risiko kanker otak meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Penyebab kanker otak belum sepenuhnya dipahami. Beberapa ahli berpendapat bahwa orang dengan faktor risiko tertentu mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami kanker otak. Orang yang bekerja di kilang minyak, industri kimia atau karet mempunyai risiko lebih besar mengalami kanker otak. Faktor lain yang dikaitkan kanker otak adalah riwayat keluarga mengalami kanker otak, merokok, infeksi virus (HIV), dan paparan radiasi.

Berhubungan dengan penyebab ataupun faktor risiko kanker otak, kita perlu mengkritisi berbagai isu atau rumor mengenai penyebab kanker otak. Disebutkan bahwa radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Hal tersebut telah direspon oleh American Cancer Society dan National Cancer Institute yang menyatakan bahwa frekuensi radio ponsel terlalu rendah untuk dapat menyebabkan kanker otak. Selain itu, isu aspartame (pemanis buatan) yang dikatakan dapat menyebabkan kanker otak juga tidak terbukti kebenarannya.

Gejala tumor otak sangat beragam, tergantung pada ukuran dan bagian otak yang terlibat. Tumor atau benjolan didalam tulang tengkorak ini bisa menyebabkan fungsi otak terganggu. Penekanan jaringan otak sekitar dapat menyebabkan sakit kepala hebat bahkan kejang-kejang. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah mudah lelah dan cenderung mengantuk, atau gangguan pada penglihatan, pendengaran, berbicara, melihat, dan koordinasi gerak. Peningkatan tekanan didalam otak juga dapat meyebabkan penderita muntah-muntah. Selain itu, perubahan kepribadian yang tidak seperti karakter biasanya juga bisa disebabkan oleh kanker ini.

Perlu diingat bahwa tidak semua gejala sakit kepala ataupun keluhan yang disebutkan diatas merupakan gejala khas untuk kanker otak. Beberapa orang mempunyai keluhan yang tidak spesifik atau bahkan tidak bergejala. Konsultasikan dengan dokter Anda jika mengalami keluahan diatas, diperlukan pemeriksaan lanjut untuk dapat mendiagnosis kanker otak seperti CT-Scan ataupun MRI otak. Pengobatan kanker otak bervariasi, tergantung dari stadium saat ditemukan. Jika masih memungkinakan, kanker otak primer bisa diobati dengan tindakan pembedahan untuk mengangkat sel-sel kanker. Setelah itu, dilanjutkan dengan radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi keduanya. Pada stadium lanjut atau kanker otak sekunder, pengobatan berfokus pada pelayanan paliatif. Perawatan ini diutamakan untuk meringankan gejala agar penderita marasa nyaman dan mempunyai hidup yang berkualitas. 

Dukungan keluarga dan kerabat sangat diperlukan untuk mendampingi penderita dalam mengambil keputusan pengobatan. Konsultasikan kepada ahli Onkologi untuk mendapatkan saran manfaat dari setiap pilihan pengobatan dan memperkirakan efek sampingnya. Pemahaman pasien dan keluarga akan membantu dalam pemilihan pengobatan yang tepat. Pendampingan juga diperlukan selama pengobatan agar panderita tidak merasa tertekan atau depresi terhadap kondisi yang dialami. Pengobatan dan pemulihan untuk penyakit kanker memerlukan waktu cukup lama, maka lakukan dukungan pada orang yang Anda kenal secara terus-menerus dalam menghadapi seluruh perjalanan kankernya. 

 

***

Artikel oleh :

dr. Fujiyanto

Sahabat YKI Cabang Kalimantan Barat

Dokter Umum RSUD dr Soedarso Pontianak