Kanker kolorektal atau yang lebih dikenal sebagai kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemui di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2014, prevalensi penyakit kanker kolorektal di Indonesia mencapai urutan kedua terbanyak pada laki-laki setelah kanker paru-paru. Mengingat begitu tingginya prevalensi kanker kolorektal di negara ini, apa saja sih, yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker tersebut?

Mengenal penyebab kanker usus besar (kolorektal)

Kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar (colon) atau dubur (rectal), yaitu bagian akhir dari sistem pencernaan. Kanker ini biasanya menyerang orang dewasa  dan lanjut usia, namun tidak berarti kanker ini tidak bisa dialami mereka yang masih muda.

Kanker kolorektal bisa dipicu oleh faktor genetik atau keturunan yang menyebabkan pertumbuhan tidak normal pada sel-sel tubuh (mutasi sel). Sel yang bermutasi tersebut kemudian membentuk tumor dan merusak jaringan di sekitarnya. Sel kanker juga dapat berpindah dan menyerang bagian tubuh lainnya (metastasis).

Selain faktor genetik, penyebab kanker kolorektal juga dapat berasal dari faktor luar. Menurut Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FACP, kanker kolorektal merupakan kanker yang paling dipengaruhi oleh faktor lingkungan, termasuk di antaranya pola makan dan gaya hidup. Zat-zat penyebab kanker atau karsinogen masuk ke dalam saluran cerna hingga usus besar bersamaan dengan makanan yang kita konsumsi setiap harinya. Begitu pula jika kita memiliki kebiasaan atau gaya hidup yang buruk.

Ada beberapa faktor risiko terkait pola makan dan gaya hidup yang dapat memicu munculnya kanker kolorektal, yaitu:

  • Makan secara berlebihan hingga menyebabkan obesitas – Berat badan berlebih atau obesitas meningkatkan risiko kanker kolorektal karena tersimpannya lemak berlebih.

  • Jarang mengonsumsi makanan tinggi serat – Diet atau pola makan rendah serat membuat makanan jadi tersimpan lebih lama di dalam tubuh. Zat karsinogen dalam makanan bisa memicu sel-sel di sekitar usus dan memicu kanker.

  • Kerap mengonsumsi daging olahan – Konsumsi daging olahan (yang dimasak melalui proses pengawetan, fermentasi, pengasapan atau proses lain dengan tujuan untuk memperpanjang daya tahan) seperti sosis, kornet, daging ham secara berlebihan turut memicu risiko kanker kolorektal pada seseorang. Bahkan, WHO memperingatkan bahwa daging yang dimasak dengan temperatur atau panas terlalu tinggi dapat memunculkan senyawa berbahaya yang karsinogenik.

  • Memiliki kebiasaan buruk merokok dan minum minuman beralkohol.

  • Memiliki gaya hidup sedentari atau malas bergerak.

Mencegah risiko kanker kolorektal

Untuk mencegah terjadinya kanker kolorektal, terapkan gaya hidup sehat dengan membiasakan diri berolahraga, mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran, juga hindari konsumsi makanan berlemak dan stop kebiasaan merokok. Selain itu, Anda juga bisa melakukan deteksi dini untuk mengetahui risiko kanker, juga untuk menghindari kemungkinan kanker bertambah parah hingga stadium lanjut. Deteksi dini kanker kolorektal bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemeriksaan rektal dengan jari, pemeriksaan darah atau DNA dalam tinja, endoskopi, pemeriksaan rontgen, atau CT scan.