Minggu, 4 Februari 2018 – Hari Kanker Sedunia, SEMARANG, Indonesia: Hari Kanker Sedunia 2018 yang jatuh pada 4 Februari meningkatkan kesadaran jutaan warga dunia yang menghadapi kesenjangan dalam akses terhadap deteksi dini, pengobatan dan layanan perawatan kanker. Bersama para tokoh, praktisi kesehatan dan pegiat kanker di seluruh dunia, mendorong aksi penting untuk mengurangi kematian premature akibat kanker, memprioritaskan kecepatan hasil diagnosa dan akses terhadap pengobatan kanker di seluruh dunia.
Target dunia adalah untuk mengurangi kematian premature akibat kanker dan penyakit tak menular hingga 25% pada tahun 2025. Namun, untuk mendapatkan komitmen di seluruh dunia, ketidak setaraan saat ini terjadi dalam hal eksposur terhadap faktor risiko, akses terhadap skrining, deteksi dini, serta pengobatan dan perawatan yang sesuai secara tepat waktu and care, juga harus menjadi perhatian.
Professor Sanchia Aranda, Presiden UICC dan CEO Dewan Kanker Australia mengatakan, “Target Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011 adalah untuk mengurangi penyakit tak menular sebesar 25% dalam 14 tahun baru mencapai separuh jalan. Kita dapat mencapai target tersebut, namun masih banyak aksi nyata yang harus diambil. Ketidaksetaraan dalam akses terhadap pencegahan, diagnosa, pengobatan dan perawatan yang membuat pengurangan kematian prematur akibat kanker menjadi sulit. Jika kita berkomitmen untuk mencapai tujuan ini, kita semua harus bertindak cepat dan tegas untuk membuat akses terhadap layanan kanker yang berkeadilan di seluruh penjuru dunia”.
Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, Ketua Yayasan Kanker Indonesia mengatakan, “Pengobatan yang optimal dan ketersediaan fasilitas terapi –khususnya untuk penyakit kanker, adalah hak setiap warga negara. Angka kejadian kanker di Indonesia hanya dapat diturunkan melalui kepedulian serta kesadaran masyarakat akan kebiasaan hidup yang sehat dan melakukan deteksi dini.”
Menurut Yayasan Kanker Indonesia, penyakit kanker merupakan permasalahan di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi, yaitu 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar 347.000 orang. Salah satu tindakan pencegahan kanker adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, termasuk olahraga lari.
Oleh karena itu, dalam memperingati Hari Kanker Sedunia 2018, Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) Cabang Semarang, bekerjasama dengan Pemkot Semarang dan didukung oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, serta organisasi pegiat kanker lainnya melakukan kampanye dengan kegiatan Fun Run berjudul “Run Against Cancer” sepanjang 5+1 km di kota Semarang pada 4 Februari 2018 pukul 05.30, dengan starting dan finish point di Balaikota Semarang. Pada kegiatan Run Against Cancer tersebut, masyarakat diajak untuk mengikuti pola hidup “CERDIK” yaitu cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres. Kegiatan ini tercantum sebagai salah satu agenda dunia Hari Kanker Sedunia, dan dapat dilihat di situs: www.worldcancerday.org.
Hari Kanker Sedunia, diprakarsai oleh Union for International Cancer Control (UICC), setiap tahunnya menyuarakan upaya penanggulanan kanker, sehinga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengakui untuk pertama kalinya kanker sebagai penyebab kematian utama di dunia.
Saat ini, diperkirakan terdapat 8,8 juta kematian akibat kanker setiap tahuannya. Namun, 70% dari insiden tersebut terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah sampai menengah, dimana peralatan perawatan kanker masih merupakan beban. Daerah terparah yang berkaitan dengan kanker anak-anak – yang merupakan kelompok spesifik yang digaris-bawahi oleh WHO dalam Resolusi Kanker 2017 – dengan tingkat ketahanan hidup diatas 80% dialami negara-negara berpenghasilan tinggi dan hanya 20% di negara-negara berpendapatan rendah.
Ketidak-setaraan ini juga dialami di negara-negara berpendapatan menengah dan atas, namun terfokus pada populasi tertentu, seperti penduduk asli, imigran, pengungsi, masyarakat pedesaan dan berpenghasilan rendah.
Professor Sanchia Aranda lebih lanjut mengatakan, dalam tahun terkahir kampanye “Kita bisa. Aku Bisa.’ pada Hari Kanker Sedunia, kami berharap dapat menginspirasi langkah konkret dari pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi ketidak-setaraan pada penanganan, pengobatan dan perawatan kanker, dimana sangat disayangkan telah berdampak pada populasi yang rentan di setiap negara. Kesenjangan antara masyarakat kelompok sosio-ekonomi tinggi dan rendah semakin besar. Sehingga suara yang terpinggirkan harus diwakili dalam diskusi-diskusi Hari Kanker Sedunia.”
Contoh konkret dari sebuah kesenjangan akses di dunia yang secara khusus berdampak pada pelayanan sub-standar terhadap masyarakat pra-sejahtera adalah akses terhadap radioterapi. Sebagai metoda utama perawatan kanker, radioterapi direkomendasikan untuk 52% dari pasien kanker. Disayangkan bahwa kesenjangan terbesar antara kebutuhan dan ketersediaan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah s/d menengah; 90% pasien kanker di negara-negara berpendapatan rendah s/d menengah memiliki akses terbatas pada radioterapi. Namun, isu mengenai akses perawatawan kritis ini berkurang di banyak negara. Di negara China, terdapat kekurangan fasilitas radioterapi, dengan akses yang berbeda pada setiap provinsi. Di Inggris, akses terhadap jenis perawatan radioterapi canggih Intensity Modulated Radiotherapy tergantung dimana pasien tinggal dan dapat menghadapi situasi yang jauh berbeda– antara 20% sampai 70%.
Menyikapi kesenjangan keseteraan di dunia dan pentingnya tanggapan di masing-masing negara, UICC hari ini meluncurkan sebuah inisiatif kampanye, Treatment for All (Perawatan untuk Semua). Hal tersebut menandai inisiatif baru kedua dari UICC dalam beberapa tahun terakhir untuk memobilisasi aksi nasional guna meningkatkan akses terhadap diagnosa dan perawatan kanker, dan hal ini telah diakui secara langsung bahwa beban yang diakibatkan oleh kanker tidak dapat diringankan secara serta merta melalui pencegahan pengurangan insiden kanker.
Dr Cary Adams, Chief Executive Officer UICC mengatakan, “Tsunami atas kasus-kasus kanker yang perlu diantisipasi dalam beberapa dasawarsa ke depan memerlukan tanggapan yang persuasif dan serius pada setiap tingkat, baik dunia dan nasional. Inisiatif Perawatan untuk Semua, sejalan dengan inisiatif C/Can 2025: Kota Tantangan Kanker, yang mana akan dilakukan untuk mempercepat progres dengan menerjemahkan komitmen dunia menjadi aksi nasional yang nyata, aman dan berkualitas."
Dengan memberdayakan masyarakat pada tingkat individu, kota, negara, dan pemerintah untuk mendorong inisiatif Perawatan untuk Semua dengan empat pilar pengobatan dan perawatan kanker, kita dapat mencapai:
- Peningkatan kualitas data kanker untuk kepentingan kesehatan masyarakat
- Peningkatan jumlah masyarakat yang dapat mengakses deteksi dini dan diagnosa kanker yang akurat
- Pelayanan yang lebih tepat waktu dan berkualitas untuk penyakit metastasis, khususnya pada tahap awal
- Sekurang-kurangnya layanan perawatan supportif dasar dan perawatan paliatif bagi sebanyak 32,6 juta orang yang hidup dengan kanker.
Pada Hari Kanker Sedunia, kampanye “Kita Bisa. Aku Bisa.” mendorong upaya untuk mengurangi penyakit kanker dan kematian penyakit tak menular sebesar 25% di seluruh dunia pada tahun 2025.
- Penyakit tak menular atau penyakit kronis adalah penyakit dengan durasi panjang dengan perkembangan yang biasanya lambat. Empat tipe utama penyakit tak menular adalah penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis, dan diabetes.
- Masyarakat dunia telah berkomitmen untuk mengurangi kematian prematur akibat kanker dan penyakit tak menular sebanyak 25% pada tahun 2025 dan hal ini ditetapkan pada Rencana Aksi Global untuk Pencegahan dan Kontrol terhadap Penyakit Tak Menular
- Harapan utama bagi penyembuhan kanker mencakup radioterapi, operasi, dan pengobatan termasuk kemoterapi
- Kesenjangan pada layanan kanker dan hasil pengobatan pasien tergantung pada dimana seseorang tinggal, dan ini sering disebut dengan istilah Postcode Lottery
Tentang Hari Kanker Sedunia 2018
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari merupakan satu-satunya inisiatif dimana masyarakat dunia dapat bersatu untuk meningkatkan profil kanker melalui cara positif dan inspiratif. Diorganisasikan oleh Union for International Cancer Control (UICC), Hari Kanker Sedunia dalam dua tahun terakhir menggunakan tagline ‘Kita Bisa. Aku Bisa.’ Yang menjelajahi bagaimana setiap orang, baik secara kelompok ataupun individu, dapat mengambil peran masing-masing untuk mengurangi beban akibat kanker. Sebagaimana kanker dapat berdampak pada seseorang dengan cara berbeda, setiap orang pun juga memiliki kekuatan untuk bertindak dalam rangka mengurangi dampak kanker. Hari Kanker Sedunia merupakan kesempatan untuk merefleksikan apa yang dapat Anda lakukan, buatlah janji dan lakukan aksi!
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.worldcancerday.org