KANKER HATI
Suatu tumor ganas yang mengenai organ Hati. 90% penderita Kanker Hati datang ke dokter dalam stadium lanjut
Apa itu Kanker Hati?
Kanker Hati pada awalnya tidak menimbulkan gejala, oleh karena itu pemeriksaan oleh dokter secara berkala perlu dilakukan pada kelompok yang mempunyai risiko tinggi
Cara Deteksi Dini
Kanker Hati pada awalnya tidak menimbulkan gejala, oleh karena itu pemeriksaan oleh dokter secara berkala perlu dilakukan pada kelompok yang mempunyai risiko tinggi
Faktor Risiko Kanker Hati
- Kira-kira 10% dari penderita Hepatitis B akan menjadi Kanker Hati
- Penderita Hepatitis C
- Makanan yang tercemar oleh jamur Aflatoxin
Pencegahan Kanker Hati
- Â Melakukan vaksinasi Hepatitis B
- Tidak mengkonsumsi alkohol
Apa yang Perlu Anda Ketahui
90% penderita datang ke dokter pada stadium lanjut, disebabkan karena kerusakan hati baru menimbulkan gejala yang mencolok bila kerusakan tersebut cukup luas.
Apa yang Perlu Anda Ketahui
- Mata dan kulit bewarna kuning, kadang-kadang disertai demam
- Muntah darah dan buang air besar berwarna kehitam-hitaman seperti kopi atau teh
- Ketegangan diperut yang mendadak, disertai rasa sakit atau nyeri yang hebat
- Disertai dengan penurunan berat badanÂ
Pengobatan Kanker Hati
- Operasi jika memungkinkan
- Prosedur mengecilkan tumor seperti Trans Arterial Chemo Embolisation (TACE)
- Terapi Target
Â
Â
KANKER KELENJAR GETAH BENING
Merupakan 1 dari 10 kanker terbanyak baik pada laki-laki maupun wanita di Indonesia
Apa itu Kanker Kelenjar Getah Bening?
Pertumbuhan yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh atau sel limfosit. Biasanya dikenal dengan istilah Limfoma Non-Hodgkin (LNH) dan Limfoma Hodgkin (LH).
Cara Deteksi Dini
- Â Periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala di samping
- Benjolan bisa terjadi dimana saja atau tanpa ada benjolan karena kanker tidak berada di permukaan tubuh yang terlihat atau teraba.
- Deteksi dini kanker pada stadium awal dapat memberikan respon terapi yang baik atau bahkan sembuh dari kanker.
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Gejala Utama :
- Pembesaran pada kelenjar getah bening.
- Lokasi bisa dimana saja
Gejala lain :
- Penurunan berat badan
- Demam
- Keringat Malam
- Merasa lelah
- Sesak nafas
- Sakit perut dan bengkak
- Nyeri dada
Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
- Pola hidup sehat. Makan makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup dan olahraga teratur. Pola hidup sehat akan menjaga kondisi tubuh tetap prima.
- Tidak Merokok.
- Tidak melakukan sex bebas dan berganti-ganti pasangan untuk menghindari penularan HIV.
Faktor Risiko? Kanker Kelenjar Getah Bening
- Â Makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan paparan sinar UV
- Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis
- Faktor umur. Risiko kanker ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia, biasanya diatas 65 tahun.
Faktor Risiko? Kanker Kelenjar Getah Bening
- Â Daya tahan tubuh yang rendah. Misalnya pada penderita HIV-AIDS atau pemberian obat yang menurunkan daya tahan tubuh pada pasien translantasi organ.
- Infeksi virus diduga menyebabkan kerusakan genetik sel kekebalan tubuh. Virus-virus tersebut adalah Virus Epstein-Barr, sitomegalovirus, HIV dan Human Herpes Virus-6 (HHV-6).
- Paparan hebesida dan pelarut organik pada peternak dan petani
Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Kontrol penyakit jangka panjang atau perbaikan masa bebas penyakit dapat dicapai pada kanker stadium awal dengan radiasi.
Pilihan Terapi:
- Radioterapi
- Kemoterapi saja atau dengan kombinasi radioterapi
- Antibodi Monoklonal
Â
Â
KANKER SERVIKS
Infeksi HPV menyebabkan sekitar 70% kanker serviks dan 80% orang yang aktif seks mengalami infeksi HPV
Apa itu Kanker Serviks?
Merupakan kanker leher rahim. Kanker ini menempati urutan ke 2 dari 10 kanker terbanyak pada wanita. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Cara Deteksi Dini
Pap Smear
- Â Mendeteksi adanya sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker.
- Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual
- Usia 25-49 tahun, setiap 3 tahun sekali Usia lebih dari 50 tahun, setiap 5 tahun
IVA (Visual Asam Asetat)
Pemeriksaan sederhana, cepat, dan gratis (Program Pemerintah). IVA bisa dilakukan di Puskesmas.
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Pada stadium awal dapat tanpa disertai gejala apapun.
Penting untuk melakukan deteksi dini secara berkala
Gejala yang mungkin terjadi:
- Perdarahan dari vagina
- Keluar cairan yang tidak biasa dari vagina
- Rasa sakit setiap kali berhubungan seksual
Gejala stadium lanjut bisa berupa: Penurunan berat badan, mudah lelah, nyeri pada panggul, pungung, dan kaki, pembengkakan pada kaki
Pencegahan Kanker Serviks
- Vaksin HPV
- Â Mencegah infeksi HPV
- Untuk gadis dan wanita usia?9-26 tahun (sebelum menikah atau aktif berhubungan seks)
- Menggunakan kondom
- Tidak merokok
- Pola hidup sehat
Apa yang Perlu Anda Ketahui
HPV umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Prilaku seksual yang tidak aman akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.?Maka lakukan vaksinasi HPV
Proses penyakit ini melalui:?Infeksi HPV - Lesi Pra Kanker - Kanker Serviks Lesi Pra Kanker (sebelum menjadi kanker) bisa dideteksi dengan Pap Smear dan IVA
Pengenalan kanker serviks secara dini akan memperbesar kemungkinan untuk sembuh. Pada kanker serviks stadium IV angka harapan hidup selama 5 tahun kurang dari 15%.
Faktor Risiko Kanker Serviks
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi HPV, namun ada beberapa faktor lain yang diduga terlibat, antara lain:
- Hubungan seksual pertama pada usia muda, hamil di usia muda, hamil terlalu banyak, diperbesar dengan penggunaan dini Pil KB (Kontrasepsi Hormonal)
- Merokok dan riwayat keluarga kanker serviks (faktor genetik).
Pengobatan Kanker Serviks
Pada stadium awal, dilakukan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi.
Pada stadium akhir, dilakukan radioterapi dan/atau kemoterapi, dan operasi jika memungkinkan
Perawatan paliatif, dilakukan pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala yang muncul.
Â
Â
KANKER LEUKEMIA
Lebih dari 80% kasus leukemia terjadi pada usia lebih dari 45 tahun, dengan rata-rata pada usia 65 tahun.
Apa itu Leukemia?
Merupakan kanker yang menyerang sel darah sehingga sel darah tidak berfungsi dengan baik dan tumbuh secara berlebihan. Hal ini disebabkan kelainan kromosom (genetik).
Cara Deteksi Dini
Konsultasikan pada dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di samping. Keluhan anemia bukanlah gejala yang mudah dikenali. Seringkali diaggap kelelahan karena kurang beristirahat.
Kenali secara dini tanda anamia jika keluhan berlanjut dalam waktu lama.
Pemeriksaan darah rutin sederhana akan membantu mengenali secara dini gangguan pada darah atau kanker darah.
Gejala yang umumnya muncul adalah: Anemia
3L : Lemah, Letih, Lesuh
Gejala lain, bisa berupa:
- Â Penurunan berat badan
- Pembesaran organ: terasa ada yang keras di perut
- Cepat kenyang
- Keringat malam
- Perdarahan/bintik-bintik merah di kulit
- Demam
Pencegahan Leukemia
Tidak ada pencegahan khusus untuk kanker ini. Menghindari paparan radiasi berlebihan menjadi salah satu pencegahan kanker ini.
Pola dan gaya hidup sehat akan membantu Anda terhindar dari zat karsinogenik penyabab kanker.
Apa yang perlu Anda Ketahui:
Penyakit herediter sindrom down, biasa disebut dengan autis, juga merupakan faktor risiko leukemia
Leukemia berkaitan dengan pembentukan sel darah yang berlebihan di sumsum tulang. Namun, darah yang terbentuk belum matang sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Jenis leukemia bisa akut maupun kronis. Pada leukemia akut perkembangan penyakit begitu pesat dan cepat, tidak seperti pada leukemia kronis yang butuh waktu bertahun-tahun baru menimbulkan gejala.
Faktor Risiko Leukemia
Usia. Bergantung pada jenisnya, pada umumnya menyerang usia 40-50 tahun. Walaupun bisa ditemukan pada usia muda dan lebih.
Penggunaan senyawa benzene dan turunannya secara berlebihan, misalnya pada pengawet makanan, pewarna (cat), insektisida, dll.
Pengobatan Leukemia
Pada umumnya dengan pengobatan kemoterapi, Radioterapi, menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker.
Transplantasi stem cell, untuk mengganti sumsum tulang yang rusak dengan yang sehat.
Â
Â
KANKER NASOFARING
Lebih dari 60% kanker nasofaring terjadi pada usia produktifÂ
Apa itu Kanker Nasofaring
merupakan keganasan dari tenggorokan (faring). Kanker ini merupakan salah satu dari lima kanker terbanyak di Indonesia.
Cara Deteksi Dini
Sebagian besar penderita kanker nasofaring datang dalam stadium lanjut sehingga sulit ditangani.
Menegali gejala-gejala yang muncul adalah cara paling mudah untuk medeteksi kanker ini. Keluhan pilek berkepanjangan, mimisan atau benjolan yang semakin membesar, harus dicurigai adanya kemungkinan penyakit ini.
Konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami keluhan di samping.
Gejala Kanker Nasofaring
Gejala tersering:
- Â Pembesaran kelenjar di leher dekat telinga
- Mimisan
- Sakit Kepala
Gejala lain:
- Keluhan hidung: tersumbat, mimisan, bindeng
- Keluhan telinga: tuli sebelah radang telinga tengah, telinga berdenging
- Penglihatan ganda
Pencegahan Kanker Nasofaring
Kurangi mengkonsumsi ikan asin dan asianan sayuran
Untuk para pekerja pabrik pengelola kayu dan plastik diusahakan untuk mempunyai ventilasi yang baik begitu juga dengan di rumah.
Melakukan pola dan gaya hidup sehat.
Apa yang perlu Anda Ketahui
Kanker nasofaring berkaitan dengan etnis tertentu. Kasus ini banyak ditemukan pada orang yang tinggal di Cina, Afrika bagian utara, Asia Tenggara, dan Alaska.
Polusi udara dari tempat kerja berisiko membuat seseorang mengalami kanker nasofaring, seperti dari serbuk kayu dan zat kimia formaldehyde.
Faktor Risiko Kanker Nasofaring
Jenis kelamin. Pria berisiko 2-3 kali lebih besar mengalami kanker ini dibanding wanita.
Usia. Rata-rata terjadi pada usia 40-50 tahun.
Infeksi virus Epstein-Barr (EB) disebut salah satu faktor terjadinya kanker ini. Kandungan nitrosamin pada ikan asin diketahui sebagai media yang baik untuk tumbuhnya virus EB.
Sosial ekonomi rendah. Asupan dan kualitas nutrisi yang rendah menjadi salah satu faktor.
Faktor lain adalah merokok dan polusi udara.
Pengobatan Kanker Nasofaring
Pada umumnya pengobatan yang dilakukan melalui kemoterapi, radiasi (penyinaran), atau gabungan keduanya.
Terapi pembedahan jarang dilakukan karena berisiko untuk penyebaran sel kanker ke tempat lain.
Terapi paliatif ditujukan pada kanker stadium akhir untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala yang muncul.
Â
KANKER OVARIUM
Lebih dari 70% wanita dengan kanker ovarium datang dalam keadaan stadium lanjut.
Apa itu Kanker Ovarium?
Merupakan keganasan pada ovarium dan salah satu kanker organ reproduksi penyebab kematian tersering setelah kanker serviks.
Pentingnya Deteksi Dini
Pengenalan awal kanker akan memberi respon pengobatan yang baik
Tidak ada gejala khas pada stadium awal membuat kanker ini tidak disadari oleh pasien
Cara Deteksi Dini
Evaluasi berkala penanda tumor CA-125 dan USG transvaginal
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Tidak ada gejala spesifik yang mewakili kanker ini
Kebanyakan pasien datang dengan gejala berat berupa :
- Gangguan penceraan: nyeri perut, kembung, perut membesar, konstipasi.
- Mual, muntah, tidak napsu makan dan penurunan berat badan
- Perubahan pola menstrusasi dan perdarahan dari vagina
Pencegahan Kanker Ovarium
Menerapkan pola hidup sehat dan mencegah terjadinya obesitas. Bisa dilakukan dengan olahraga teratur dan makan makanan tinggi serat.
Tindakan Pencegahan
Pengangkatan ovarium melaui pembedahan, dilakukan pada wanita yang meiliki risiko tinggi mengalami kanker
Faktor Risiko Kanker Ovarium
- Risiko menderita kanker ovarium pada usia 70 tahun jika memiliki mutasi genetik sebesar:
     BRCA 1: 20-60% BRCA 2: 10-35%
- Faktor usia, terutama diatas 50 tahun Obesitas, Perokok, dan penderita
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Terapi hormon esterogen dosis tinggi Tidak hamil
- Wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara maupun kanker ovarium memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita normal lainnya
- Wanita dengan risiko tinggi disarankan untuk menjalani konseling genetik dan tindakan pencegahan
Pengobatan Kanker Ovarium
Sebagian besar kasus melalui tindakan pembedahan pengangkatan ovarium, namun pada stadium lanjut angka kekambuhan tinggi setelah tindakan.
Tindakan pembedahan bisa diikuti dengan kemoterapi, baik kemoterapi tunggal maupun kombinasi.
Â
Â
KANKER PARU
Rokok risiko utama Kanker Paru
Lebih dari 80% penderita kanker paru adalah perokok aktif atau perokok pasifÂ
Apa itu Kanker Paru?
Kanker Paru adalah tumor ganas yang menyerang organ paru.
Cara Deteksi Dini
- Â Gejala Kanker Paru tidak khas dan sulit untuk di deteksi dini.
- Pemeriksaan fisik oleh dokter untuk menemukan kelainan sesuai dengan keluhan
- Foto Paru
- Bronkoskopi untuk melihat kelainan dalam saluran nafas
- Biopsi langsung jika kondisi memungkinkan CT scan dada
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Gejala Kanker Paru tidak khas, antara lain;
- Â Batuk. Tidak ada batuk biasa
- Batuk darah
- Sakit/nyeri dada
- Sesak nafas
- Lakukan Pemerikasan Rontgen Paru Setahun Sekali
Pencegahan Kanker Paru
- Jangan pernah mencoba untuk mulai merokok
- Bila sudah merokok : HENTIKAN!
- Hindari asap rokok dimanapun anda berada
- Patuhi peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Apa yang Perlu Anda Ketahui
- Â Gejala Kanker Paru Tidak khas
- Kadang disertai dengan berat badan menurun
- Tidak jarang yang dikeluhkan merupakan gejala dari penyebaran kanker ke tempat lain,misalnya nyeri atau patah tulang, sakit kepala atau bahkan lumpuh
Faktor Risiko Kanker Paru
- Usia mulai merokok. Makin muda usia makin besar risikonya
- Banyak jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari
- Lama kebiasaan merokok
- Dalamnya menghisap asap rokok
Pengobatan Kanker Paru
- Operasi jika masih memungkinkan
- Kemoterapi atau terapi target untuk jenis tertentu
- Radioterapi pada jenis tertentu
- Atau gabungan ketiganya
Â
Â
KANKER PAYUDARA
Pemeriksaan SADARI, Mammografi dan USG
Lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium lanjut.Â
Apa itu Kanker Payudara?
Merupakan keganasan pada jaringan payudara dan menjadi kanker terbanyak pada wanita di Indonesia.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Riwayat keluarga mengidap kanker payudara dan memiliki benjolan jinak di payudara.
Usia. Sekitar 80% kasus kanker payudara terjadi pada wanita diatas 50 tahun.
Paparan radiasi, pengaruh terapi hormon, dan sering mengkonsumsi minuman beralkohol.
Obesitas dan merokok
Kurang olah raga dan menu makanan tidak sehat : Kurang sayur sayuran dan buah buahan , bahan bahan Karsinogenik seperti pengawet dan zat warna ilegal pada makanan.Â
Gejala Kanker Payudara
Pada umumnya gejala berupa :
- Benjolan dipayudara
- Puting susu ketarik, atau keluar cairan
- Kelainan kulit: seperti kulit jeruk, kulit payudara ketarik kedalam, luka hingga bernanah
- Benjolan di ketiak dan pengbengkakan lengan
Cara Deteksi Dini Sederhana
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Untuk memeriksa adanya benjolan, dilakukan setiap bulan beberapa hari selelah periode menstruasi, di mulai pada usia 20 tahun.
SADARI bisa dilakuan dalam posisi berdiri atau berbaring. Lakukan perabaan secara perlahan pada payudara dan ketiak. Kebiasaan ini juga bisa dilakukan saat mandi.
Pemeriksaan Untuk Deteksi Dini
Screening rutin bisa dilakukan setiap 2 tahun sekali, pada wanita usia lebih dari 50 tahun.
Sementara pada wanita risiko tinggi, pemeriksaan berkala bisa dimulai pada usia 40 tahun.
Pemeriksaan dapat berupa: USG Payudara dan mamogram. Konsultasikan ke dokter untuk cara pemeriksaan yag baik untuk Anda.
Pencegahan Kanker Payudara
- Â Menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, mengurangi konsumsi makanan berlebihan, menjaga berat badan yang sehat dan ideal, teratur berolahraga, dan membatasi konsumsi alkohol.
- Menyusui stabil . Disarankan untuk menyusui anak sampai 2 tahun.
- DeteksiI dini yang amat efektif adalah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) secara berkala Kanker payudara stadium awal yang dideteksi secara dini umumnya bisa sembuh total dengan tindakan operasi dan Radioterapi atau Kemoterapi sederhana.
Pengobatan Kanker Payudara
Bergantung pada stadium penyakit, tingkat perkebangan kanker, dan kondisi umum pasien.
Kanker payudara stadium awal yang dideteksi secara dini umumnya bisa sembuh total dengan tindakan operasi.
Pengobatan lainnya bisa dengan kemoterapi dan radioterapi (penyinaran).
Â
Â
KANKER PROSTAT
Lebih dari 70% pria yang berumur 70 tahun atau lebih?mengalami pembesaran prostat yang berisiko 2 kali mengalami kanker Prostat.Â
Apa itu Kanker Prostat?
Merupakan pertumbuhan yang berlebihan dari kelenjar prostat. Prostat adalah bagian dari sistem reproduksi pria, letaknya dibawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing.
Cara Deteksi Dini
Terjadi penurunan angka kematian akibat kanker prostat sebesar 20% dengan deteksi dini:
Pada Pria berisiko tinggi, diharapkan melakukan konsultasi kepada dokter oncologi untuk melakukan skrining kanker prostat dengan tes PSA dan pemeriksaan colok dubur.
Konsultasi bisa dimulai pada usia diatas 40 tahun dengan risiko tinggi.
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Pada tahap awal: terjadi pemabesaran prostat jinak, Gejala berupa:
- Buang air kecil tidak lancar
- Merasa kandung kecing selalu penuh
Gejala Kanker Prostat :
- Darah dalam air kencing dan mani
- Buang air kecil tersendat hingga tidak bisa keluar
- Gejala penyebaran kanker ke organ lain
Pencegahan Kanker Prostat
Tidak merokok. Asap rokok dicuriga dapat menyebabkan kerusakan sel kelenjar prostat dan mutasi genetik.
Pola dan gaya hidup sehat akan membantu Anda terhindar dari zat karsinogenik penyabab kanker.
Apa yang perlu Anda Ketahui:
Kanker prostat menempati urutan?ke 2 terbayak pada pria di Indonesia, yang terjadi rata-rata pada umur lebih dari 65 tahun.
Organ prostat umumnya akan membesar dengan bertambahnya usia. Pembesaran inilah yang menyebabkan ganguan berkemih dan berisiko 2 kali lipat mengalami kanker.
Lebih dari 59% pasien kanker prostat datang dalam stadium lanjut. Deteksi dini penting dalam menentukan respon pengobatan.
Faktor Risiko Kanker Prostat
Usia. Sekitar 8 dari 10 kasus diderita oleh pria berumur diatas 65 tahun.
Riwayat kanker pada keluarga. Misalnya dikeluarga ada yang mengalami kanker prostat atau kanker payudara.
Risiko lainnya: merokok, obesitas, peradangan prostat berulang, infeksi menular seksual
Pengobatan Kanker Prostat
Pada umumnya dengan operasi pengangkatan prostat dan radioterapi.
Pada Stadium Lanjut:
- Â Kemoterapi
- Perawatan paliatif untuk meningkatkan kualitas?hidup dan meredakan gejala yang muncul
Â
Â
KANKER USUS BESAR
Lebih dari 35% kanker usus besar terjadi pada?usia produktif kurang dari 40 tahun.Â
Apa itu Kanker Usus Besar?
Adalah kanker yang menimpa usus besar sampai dubur. Kanker ini timbul melalui interaksi kompleks faktor genetik dan faktor lingkungan. Kanker tumbuh perlahan-lahan, keluhannya pun timbul perlahan sehingga penderita sering mengabaikan atau lalai terhadap gejala penyakitnya.
Cara Deteksi Dini
Dengan kebiasaan makan yang baik, yaitu:
Banyak mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur, buah-buahan, dan biji-bijian.
Hindari makan daging merah yang dibakar
Menghindari makanan yang menggunakan pengawet, zat pewarna, dan diolah dengan cara dibakar atau dipanggang.
Apa yang Perlu Anda Ketahui
Gejala Kanker Usus Besar
Adanya tinja yang bercampur darah dan lendir (bloody stool)
Kebiasaan buang air besar berubah, tinja kadang encer kadang keras, kadang lebih sering atau susah buang air besar.
Cara Deteksi Dini untuk Pasien Tanpa Gejala
Pemeriksaan colok dubur, sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin.
Pemeriksaan test darah dan samar pada tinja di labolatorium klinik mulai usia 50 tahun
Pemeriksaan dengan alat yang dimasukkan ke dalam dubur (kolonoskopi) dimulai pada usia 50 tahun (bila dalam 2 kali pemeriksaan kesehatan rutin hasilnya negatif, dapat dilakukan setiap 3-5 tahun)
Kelompok Risiko Tinggi Terkena Kanker Usus Besar
Mempunyai faktor genetik: penderita polip usus
Pernah menderita sakit radang usus besar khronis
Mempuyai riwayat kanker
Kebiasaan makan yang salah: sering makan daging/makanan olahan dengan bahan pengawet/zat pewarna; makan yang dibakar/dipanggang: dan tidak menyukai sayur-sayuran dan buah-buahan segar
Perokok dan obesitas
Faktor Risiko Kanker Usus Besar
Pemeriksaan darah samar berkala setiap tahun.?Bila sebelumnya pernah menderita polip usus, dianjurkan untuk kolonoskopi, 1 tahun setelah diagnosis, kemudian setiap 3 tahun. Bila sebelumnya ada penyakit radang usus besar, dianjurkan untuk melakukan biopsi berkala.
Bila pada riwayat keluarga menderita banyak polip dalam usus, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan seperti pada cara deteksi dini untuk pasien tanpa gejala terhadap anggota keluarga sejak usia 14 tahun.
Bila sebelumnya menderita kanker usus besar, dianjurkan untuk melakukan kolonoskopi 6 bulan sampai 12 bulan setelah diagnosis, kemudian 24 bulan.
Pengobatan Kanker Usus Besar
Pembedahan (operasi), selama masih memungkinkan.
Pengobatan menunjang:
Obat pembunuh sel-sel kanker dengan kemoterapi.
Penyinaran (radio terapi): untuk mereka yang telah menjalani operasi atau pembedahan.Â