Artikel Terkait
-
Penyebab Kanker Payudara
Posted on Wed, 02.08.2017
Kanker payudara memang tidak bisa dianggap remeh. Tercatat, 18,2 persen kematian di dunia adalah kematian akibat kanker payudara, baik yang menyerang wanita maupun pria. Penderita kanker payudara banyak ditemukan di negara-negara berkembang dibanding di negara maju. Faktornya beragam, mulai dari gaya hidup yang berbeda hingga jenis makanan yang dikonsumsi tiap harinya.
Jenis kanker payudara yang dialami wanita bisa digolongkan menjadi dua. Pertama, kanker yang bermula di bagian saluran payudara (duktus laktiferus) atau yang lebih dikenal sebagai duktal karsinoma. Jenis kanker ini lebih banyak ditemukan dibanding jenis kanker lobular karsinoma, yakni kanker yang bermula dari bagian lobulus atau kelenjar susu.
Masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang bisa terserang kanker payudara. Namun, sejumlah ahli menemukan bahwa faktor bawaan genetik menjadi salah satu penyebab umum seseorang terserang kanker ini. Sel kanker tidak menurun dari orang tua ke anak, tapi seseorang yang memiliki gen tertentu (BRCA1 dan BRCA2) memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara atau kanker rahim. Selain itu, faktor usia juga berpengaruh pada pembentukan sel kanker payudara. Semakin tua seorang wanita, semakin tinggi risikonya terhadap kanker ini. Tercatat, 80 persen penderita kanker payudara adalah wanita berusia di atas 50 tahun dan telah mengalami menopause.
Indikasi munculnya kanker payudara bisa dideteksi dengan munculnya benjolan di sekitar payudara yang disertai nyeri, Gejala ini muncul akibat adanya penebalan jaringan di payudara. Meski demikian, munculnya benjolan di sekitar payudara bisa saja hanya benjolan biasa dan tidak berisi sel kanker. Oleh karena itu, para wanita dihimbau untuk segera mengecek kondisi tersebut ke dokter untuk mencegah munculnya kanker.
Gejala lain kanker payudara adalah timbul rasa sakit di sekitar payudara dan ketiak, munculnya ruam merah dan kerutan di kulit payudara, bentuk puting payudara mengerut dan mengeluarkan darah, atau berubahnya ukuran pada salah satu atau kedua payudara.
Penanganan kanker payudara bervariasi tergantung pada beberapa faktor, yakni jenis kanker payudara, stadium kanker, usia, dan juga kondisi kesehatan penderita saat itu. Selain operasi, penderita kanker payudara biasanya ditindaklanjuti dengan radioterapi, kemoterapi, atau terapi biologis.
-
Gaya Hidup dan Risiko Kanker
Posted on Tue, 27.03.2018
Kanker masih menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Menurut data yang dilansir Kementerian Kesehatan, pada 2016 lalu jumlah kasus kanker di Indonesia merangkak naik menjadi 1,3 juta kasus dari yang sebelumnya masih 1,2 juta kasus di tahun 2015. Sebesar 30% dari kasus kematian akibat kanker pun diketahui disebabkan oleh kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, kurangnya konsumsi buah dan sayuran, dan juga obesitas atau kondisi kelebihan berat badan. Pertanyaannya, mengapa obesitas bisa meningkatkan risiko kanker bahkan hingga berkali-kali lipat?
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan tim ilmuwan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 lalu, terungkap bahwa orang dewasa yang memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) yang tinggi atau mengalami obesitas bisa menggandakan risiko mereka terserang kanker saat beranjak tua. Studi ini khususnya merujuk pada kecenderungan wanita dengan BMI tinggi dan risiko kanker payudara yang dimilikinya. Tak hanya kanker payudara, wanita yang di usia mudanya mengalami obesitas atau memiliki berat badan berlebih juga memiliki risiko lebih besar untuk terserang kanker endometrium.
Melina Arnold, ilmuwan WHO yang memimpin studi ini, menjelaskan bahwa seseorang dengan obesitas memiliki peningkatan risiko terserang kanker sebanyak tujuh persen tiap 10 tahun.
Lemak berlebih dalam tubuh bisa sangat membahayakan. Lemak bisa memproduksi hormon dan sejumlah protein yang dilepas ke saluran darah dan tersebar ke seluruh tubuh. Protein dan hormon yang tersebar melalui sirkulasi darah ini bisa berdampak buruk bagi bagian-bagian tubuh tertentu, dan selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya beberapa jenis kanker yang berbeda. Meningkatnya produksi hormon reproduksi khususnya estrogen dan testosteron bisa menyebabkan tingginya resiko kanker rahima dan kanker payudara bagi wanita atau kanker prostat bagi pria.
Menjaga berat badan agar tetap normal dan tidak obesitas sehingga mencegah datangnya kanker bisa dilakukan dengan melakukan gaya hidup sehat. Makanlah makanan bergizi dan sehat secara teratur, termasuk makanan berserat untuk mengontrol kadar kolestrol dan gula darah dalam tubuh. Tinggalkan kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol, dan rajinlah berolahraga untuk membakar kadar lemak berlebih atau lemak jahat yang tersisa di tubuh, sehingga sel kanker tak pernah tumbuh dan mengganggu kesehatan Anda.
-
Menurunkan Risiko Kanker dengan Makanan Sehat dan Berolahraga
Posted on Tue, 27.03.2018
Penyakit kanker merupakan momok menakutkan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia WHO, pada tahun 2015 ada sebanyak 8,8 juta manusia yang meninggal akibat kanker. Angka tersebut menandakan bahwa kanker menjadi satu dari enam penyakit paling mematikan yang memengaruhi angka mortalitas dunia. Meski begitu, 30 hingga 50% dari kasus penyakit kanker ternyata masih dapat dicegah. Pencegahan kanker bisa dilakukan dengan mengaplikasikan strategi jitu agar masyarakat sadar akan bahayanya penyakit ini, salah satunya dengan memberikan informasi dan dukungan untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat bisa diimplementasikan dengan beragam cara, salah satunya adalah dengan membiasakan diri mengonsumsi makanan dan minuman sehat atau dengan beraktivitas fisik atau olahraga.
Menjaga asupan makanan yang masuk ke tubuh bisa jadi salah satu kunci efektif untuk mencegah diri terserang kanker. Menurut penelitian, terdapat hubungan signifikan antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan beragam jenis kanker yang kerap menyerang manusia, seperti esofagus, kolektrum, kanker payudara, endometrium dan juga kanker ginjal. Untuk mencegah hal ini, rutinlah mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran. Diet yang sehat dan teratur diimbangi dengan olahraga rutin bisa jadi cara efektif dalam memerangi kanker.
Selain menjaga makanan dan berat badan, mencegah datangnya kanker juga dapat dilakukan dengan menjauhi segala faktor yang membawa zat-zat pemicu tumbuhnya sel kanker, yakni merokok. Rokok mengandung banyak zat berbahaya yang dapat merusak tubuh. Rokok diketahui mengandung ribuan zat kimia berbahaya di mana 50 di antaranya dapat menimbulkan beragam jenis kanker, seperti kanker paru, esofagus, laring, mulut, tenggorokan, ginjal, pankreas, saluran kencing hingga kanker serviks. Tidak hanya kanker, kebiasaan buruk merokok juga meningkatkan risiko penyakit kronis lain sehingga membunuh setidaknya enam juta orang tiap tahun. Risiko tersebut tidak hanya mengintai para perokok aktif tapi juga perokok pasif yang menghirup asap rokok dari lingkungan sekitar.
-
Deteksi Dini Kanker Payudara
Posted on Wed, 28.03.2018
Baik di negara maju maupun berkembang, kanker payudara masih menjadi jenis kanker yang paling banyak dialami wanita. Angka kasus penderita kanker payudara kian meningkat setiap tahunnya, dipengaruhi beragam faktor seperti angka ekspektasi kelahiran yang tinggi, meningkatnya urbanisasi dan juga adaptasi gaya hidup Barat yang tidak sehat.
Meski kerap terjadi baik di negara maju dan berkembang, kasus penderita kanker payudara lebih banyak terjadi di negara berkembang, di mana pendapatan ekonomi masyarakatnya termasuk rendah. Kondisi tersebut pula yang memengaruhi faktor memburuknya kanker, karena kecenderungan masyarakat di negara berkembang yang baru memeriksakan kondisinya dan mengetahui bahwa mereka mengidap kanker saat kondisi sudah pada stase akhir.
Merujuk pada kondisi tersebut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan harus memberikan petunjuk kepada masyarakat untuk mendeteksi gejala penyakit kanker payudara sejak dini.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan metode screening mamografi sebagai salah satu metode untuk mendiagnosa kanker payudara sejak dini. Metode pemindaian menggunakan sinar X rendah ini terbukti efektif dalam mencegah perkembangan kanker ke stadium lebih lanjut. Metode ini dapat mendeteksi adanya benjolan di payudara dua tahun sebelum seseorang benar-benar merasakannya. Selain itu, pemindaian lebih lanjut juga bisa menentukan apakah benjolan yang dimiliki berpotensi menjadi sel kanker.
Sebelum seseorang memutuskan untuk melakukan pemindaian mamografi atau mammography screening, ia dapat mendeteksi gejala kanker payudara sendiri tanpa harus keluar rumah. Di Indonesia, cara mudah ini kerap dikenal dengan istilah SADARI atau Periksa Payudara Sendiri. Untuk melakukannya, seseorang perlu menunggu tiga sampai lima hari setelah masa menstruasi berakhir. Hal itu dikarenakan perubahan tingkat hormon pada saat menstruasi kerap membuat perubahan sementara pada bentuk payudara, di mana payudara akan lebih kencang dan padat. Tahap untuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri ini cukup sederhana, Anda hanya perlu berdiri di depan cermin dengan menaruh lengan di sisi tubuh, lalu perhatikan bentuk dan warna payudara dengan seksama. Perhatikan apakah terdapat benjolan atau perubahan bentuk dan ukuran payudara atau perubahan bentuk dan warna pada puting. Tahap terakhir adalah mengecek apakah terdapat cairan yang keluar dari puting, dengan cara menekan lembut puting menggunakan jempol dan jari telunjuk.