• Kanker paru adalah salah satu kanker paling mematikan di dunia di antara kanker lainnya. Menurut data Globocan 2018, sejumlah 26.095 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru-paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru, tertinggi di Asia Tenggara.
  • Saat ini telah tersedia beberapa pengobatan untuk kanker paru, namun tetap diperlukan suatu inovasi pengobatan yang berkelanjutan.
  • Imuno Onkologi merupakan standar pengobatan kanker terbaru di dunia yang membantu meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien kanker.

 

Jakarta, 5 Februari 2020 – Dalam rangka Hari Kanker Sedunia 2020, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat bekerjasama dengan Merck Sharp and Dohme (MSD) menyelenggarakan diskusi media berjudul ”Pendekatan Baru Pengentasan Kanker Paru” -New Approach in Lung Cancer Management, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia  mengenai inovasi dan standar pengobatan terbaru untuk kanker paru yang diterapkan di berbagai belahan dunia.

Hari Kanker Sedunia 2020 mengambil tema “I am and I will” mengajak partisipasi seluruh pihak untuk mengambil tindakan nyata dalam memerangi kanker. 

Dalam acara ini, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASIM, FACP, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, bertindak sebagai moderator, dengan narasumber dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P (K) –Spesialis Paru Konsultan; Prof. dr Siti Boedina Sp.PK (K) – Senior Immunologist; dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P (K) – Spesialis Paru Konsultan; dan Albert Charles Sompie – Penyintas Kanker Paru dan YKI Support Group.

Pengentasan kanker paru menjadi penting mengacu pada data Globocan 2018 dimana   persentase angka kematian kanker paru di Indonesia mencapai 19,3% dibandingkan dengan total kematian dari seluruh kanker lainnya. Penyakit ini merupakan kanker penyebab kematian terbanyak bagi pria sebanyak 22,8% dan menjadi salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan sebanyak 14,2%.

 

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASIM, FACP, mengatakan, “Kita semua patut waspada dengan jumlah penderita penyakit kanker yang terus meningkat di Indonesia, termasuk kanker paru. Salah satu penyebab utama adalah gaya hidup yang merupakan penyebab 90%-95% dari terjadinya kanker, seperti pola makan yang tidak sehat, merokok, obesitas, infeksi, hingga konsumsi alkohol, sedangkan sisanya diakibatkan faktor keturunan.”

Prof. Aru menambahkan, “Sangatlah penting melakukan upaya untuk menurunkan berat badan menjadi ideal, membangun pola makan yang sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur, dimana hal ini dapat mencegah kemungkinan kanker hinga 30%-35%, disertai dengan deteksi kanker atau skrining guna membantu diagnosa lebih dini sehingga memungkinkan pengobatan dengan hasil yang baik.”

Saat ini telah tersedia beberapa pengobatan untuk kanker paru, namun tetap diperlukan suatu inovasi pengobatan yang berkelanjutan. Pada kesempatan yang sama, dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P (K), dokter spesialis paru, menjelaskan, “Terdapat kenaikan tingkat survival pada penderita kanker paru di Indonesia dengan kemajuan ilmu dan perkembangan obat-obatan yang ada, dimana pasien dapat bertahan hidup lebih lama bahkan diatas satu dan dua tahun jika dilakukan upaya pencegahan melalui foto atau scan toraks secara rutin, khususnya perokok tinggi dan orang-orang yang sering memiliki gejala ganggung respirasi, serta melakukan deteksi dini.  Kendala yang kerap terjadi adalah karena 80% pasien kanker paru datang ke dokter ketika sudah stadium lanjut.”

Albert Charles Sompie, penyintas kanker paru dan anggota support group YKI Pusat mengatakan “Melawan kanker bukanlah hal yang mudah. Selain pengobatan, juga diperlukan dukungan keluarga dan orang terdekat sekaligus seluruh elemen masyarakat. Oleh karena ini saya sangat mengapresiasi kerjasama MSD dengan YKI Pusat untuk mendukung peningkatan kesadaran masyarakat mengenai standar terbaru dalam pengobatan kanker di dunia, khususnya kanker paru. Dengan memahami dan mendapatkan pengobatan yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pasien kanker.”

dr. Aileen Dualan, Executive Director, Asia Pacific Medical Affairs, MSD mengatakan, "MSD adalah pendukung dan mitra setia dari World Cancer Day. MSD senantiasa berjalan bersama dengan para pemangku kepentingan, pasien kanker dan keluarga, peneliti, pemerintah, serta setiap orang yang mendukung upaya dalam melawan kanker diseluruh dunia. Hal ini adalah komitmen kami.”

MSD sebagai perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang penelitian imuno-onkologi telah melakukan lebih dari 1.000 uji coba, termasuk lebih dari 600 uji coba yang menggabungkan imuno-onkologi dengan perawatan kanker lainnya. Uji coba ini mencakup lebih dari 30 jenis tumor, termasuk kanker paru. MSD bermitra dengan peneliti onkologi di seluruh dunia untuk memahami bagaimana imuno-onkologi dapat meningkatkan harapan hidup dan manajemen perawatan kanker jangka panjang.

George Zaki, Managing Director MSD di Indonesia menambahkan, “Kegiatan media diskusi ini merupakan salah satu wujud komitmen kami untuk terus meningkatkan kesadaran dalam memerangi kanker. Bekerja sama dengan YKI Pusat, MSD Indonesia berharap acara ini dapat memberikan lebih banyak pemahaman kepada para pemangku kepentingan di bidang inovasi perawatan kanker.”

 

-selesai-

 

Tentang MSD di Indonesia

Selama lebih dari satu abad, MSD, perusahaan biofarmasi global terkemuka telah melakukan penemuan untuk kehidupan (Inventing for Life), menghadirkan obat-obatan dan vaksin inovatif untuk berbagai penyakit di dunia. Melalui obat resep, vaksin, terapi biologis, dan produk kesehatan hewan, kami bekerja sama dengan para mitra dan beroperasi di lebih dari 140 negara untuk memberikan solusi kesehatan yang inovatif. Kami juga menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan melalui program, dan kemitraan yang menjangkau para pemangku kepentingan. Kini MSD terus menjadi yang terdepan dalam hal penelitian untuk memajukan pencegahan dan pengobatan penyakit di seluruh dunia - seperti kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit menular termasuk virus. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.msd-indonesia.com atau www.msd.com

 

Tentang Yayasan Kanker Indonesia

Masalah utama dalam penanggulangan kanker adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker serta melakukan deteksi dini kanker. Akibatnya sebagian besar kanker ditemukan pada stadium lanjut dan sulit ditanggulangi, sehingga memberikan beban yang besar bagi pasien kanker dan keluarganya.

Berdasarkan kepedulian dan keprihatinan terhadap semakin banyaknya penderita kanker, rendahnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini serta tingginya angka kematian penderita akibat datang berobat pada stadium lanjut, 17 tokoh masyarakat dan pemerhati kesehatan terpanggil untuk mendirikan Yayasan Lembaga Kanker Indonesia (YLKI) pada tanggal 17 April 1977 sebagai organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker.

 

Hari Kanker Dunia

Hari Kanker Dunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari adalah inisiatif global oleh Union for International Cancer Control (UICC) dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan aksi baik individual kolektif, dan termasuk pemerintah dengan bekerja bersama untuk membangun dunia dimana jutaan kematian akibat kanker dapat dicegah dan diselamatkan melalui akses terhadap penanganan yang dapat menyelamatkan hidup (life-saving cancer treatment) dan dapat menjangkau setiap pasien dimanapun berada. 

Pertama kali diperingati di tahun 2000, Hari Kanker Dunia telah menjadi gerakan positif bagi setiap orang dimanapun dengan satu suara untuk menghadapi tantangan besar dalam sejarah. Setiap tahun, ratusan aktivitas dan kegiatan dilaksanakan didunia dengan berbagai komunitas, organisasi, dan individual di fasilitas publik dan online – sebagai pengingat bahwa setiap orang memiliki peran dalam menurunkan dampak karena kanker. Tahun ini Hari Kanker Dunia bertemakan, 'I Am and I Will', adalah tentang komitmen untuk mengambil tindakan nyata.