Jakarta, 6 November 2025 — Publik tengah dibuat bingung oleh pernyataan Ketua Komisi XI DPR RI yang beredar di media sosial (tautan: Facebook Video atau https://www.facebook.com/share/v/17ot9oTb4m/. Pernyataan tersebut menimbulkan keraguan terhadap bahaya rokok, padahal bukti medis dan ilmiah telah lama menunjukkan bahwa rokok adalah penyebab utama berbagai jenis kanker dan kematian dini. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) merasa perlu memberikan klarifikasi kepada masyarakat berdasarkan data medis dan riset internasional yang kredibel.
Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menyampaikan, “Yayasan Kanker Indonesia ingin menegaskan bahwa rokok adalah penyebab kanker yang paling bisa dicegah. Zat-zat karsinogenik dalam rokok merusak DNA sel tubuh, memicu pertumbuhan sel abnormal, dan menyebabkan berbagai jenis kanker. Pernyataan yang meragukan bahaya rokok sangat berisiko karena dapat menyesatkan publik dan melemahkan upaya pencegahan.”
Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa mekanisme kanker akibat rokok dapat dilihat bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk arsenik, benzena, dan formaldehida. Sekitar 70 di antaranya bersifat karsinogenik dan dapat merusak gen dalam sel tubuh, sehingga berakibat pada kerusakan DNA.[i] Selain itu, gen yang rusak menyebabkan sel berkembang secara tidak normal dan membentuk tumor kanker.[ii] Perlu diperhatikan bahwa tar dari rokok mengendap di paru-paru, menyebabkan kanker paru-paru dan menyebarkan zat beracun ke seluruh tubuh melalui darah.[iii]
Terdapat beberapa jenis kanker yang disebabkan oleh rokok, yaitu kanker paru-paru, kanker mulut dan tenggorokan (laring, orofaring), kanker kerongkongan, kanker kandung kemih, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker serviks (leher rahim), dan beberapa jenis kanker darah (leukemia).[iv]
Rokok tidak hanya berdampak terhadap si perokok langsung, tetapi juga berisiko pada perokok pasif. WHO mencatat bahwa 1,2 juta kematian per tahun terjadi pada perokok pasif. Dampaknya hampir setara dengan perokok aktif karena paparan zat berbahaya yang sama. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia sangat rentan terhadap paparan asap rokok di lingkungan rumah dan publik.[v]
Lebih lanjut Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa semakin lama seseorang merokok, semakin tinggi risiko kanker, efeknya bersifat kumulatif, dan semakin banyak rokok yang diisap per hari, semakin besar risiko kanker.[vi]
“Kami mengajak seluruh masyarakat, termasuk para pemimpin publik, untuk merujuk pada data medis dan bukan opini pribadi. Rokok bukan hanya membunuh perokok, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Ini bukan soal debat, ini soal nyawa,” tegas Prof. Aru Sudoyo.
Referensi:
(i) Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2019). Dampak merokok terhadap kematian dini akibat kanker di Indonesia: Estimasi Years of Life Lost (YLL). Majalah Farmaseutik, 16(1), 101–106. https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/49790/26856
(ii) Kompas.com. (2025, June 1). Pakar peringatkan rokok faktor risiko berbagai jenis kanker. https://health.kompas.com/read/25F01090000768/pakar-peringatkan-rokok-faktor-risiko-berbagai-jenis-kanker
(iii) Kementerian Kesehatan RI. (2022, May 23). Fakta bahwa rokok penyebab kanker. RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/14/fakta-bahwa-rokok-penyebab-kanker
(iv) American Cancer Society. 2025. Health Risks of Smoking Tobacco. Health Risks of Smoking Tobacco | American Cancer Society
(v) World Health Organization. (2021). More than 100 reasons to quit smoking. https://www.who.int/indonesia/news/campaign/world-no-tobacco-day-2021/more-than-100-reasons
(vi) Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2019). Dampak merokok terhadap kematian dini akibat kanker di Indonesia: Estimasi Years of Life Lost (YLL). Majalah Farmaseutik, 16(1), 101–106. https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/49790/26856
