YKI Pusat Jalan Sam Ratulangi no 35, Menteng, Jakarta

Hotline Donasi: (021) 3152603 | Apotek : (021) 3920568 | Sekretariat: (021) 3152603

Donasi Berikan bantuan untuk saudara kita sekarang

Artikel dan Berita

Artikel Image 101

Rokok Sebabkan Kanker dan Kematian : Penjelasan Medis dari Yayasan Kanker Indonesia

Posted on Fri, 07.11.2025

Jakarta, 6 November 2025 — Publik tengah dibuat bingung oleh pernyataan Ketua Komisi XI DPR RI yang beredar di media sosial (tautan: Facebook Video atau https://www.facebook.com/share/v/17ot9oTb4m/. Pernyataan tersebut menimbulkan keraguan terhadap bahaya rokok, padahal bukti medis dan ilmiah telah lama menunjukkan bahwa…

Selengkapnya >>
  • Artikel Image 101

    Rokok Sebabkan Kanker dan Kematian : Penjelasan Medis dari Yayasan Kanker Indonesia

    Posted on Fri, 07.11.2025

    Jakarta, 6 November 2025 — Publik tengah dibuat bingung oleh pernyataan Ketua Komisi XI DPR RI yang beredar di media sosial (tautan: Facebook Video atau https://www.facebook.com/share/v/17ot9oTb4m/. Pernyataan tersebut menimbulkan keraguan terhadap bahaya rokok, padahal bukti medis dan ilmiah telah lama menunjukkan bahwa rokok adalah penyebab utama berbagai jenis kanker dan kematian dini. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) merasa perlu memberikan klarifikasi kepada masyarakat berdasarkan data medis dan riset internasional yang kredibel.

    Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menyampaikan, “Yayasan Kanker Indonesia ingin menegaskan bahwa rokok adalah penyebab kanker yang paling bisa dicegah. Zat-zat karsinogenik dalam rokok merusak DNA sel tubuh, memicu pertumbuhan sel abnormal, dan menyebabkan berbagai jenis kanker. Pernyataan yang meragukan bahaya rokok sangat berisiko karena dapat menyesatkan publik dan melemahkan upaya pencegahan.”

    Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa mekanisme kanker akibat rokok dapat dilihat bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk arsenik, benzena, dan formaldehida. Sekitar 70 di antaranya bersifat karsinogenik dan dapat merusak gen dalam sel tubuh, sehingga berakibat pada kerusakan DNA.[i] Selain itu, gen yang rusak menyebabkan sel berkembang secara tidak normal dan membentuk tumor kanker.[ii] Perlu diperhatikan bahwa tar dari rokok mengendap di paru-paru, menyebabkan kanker paru-paru dan menyebarkan zat beracun ke seluruh tubuh melalui darah.[iii]

    Terdapat beberapa jenis kanker yang disebabkan oleh rokok, yaitu kanker paru-paru, kanker mulut dan tenggorokan (laring, orofaring), kanker kerongkongan, kanker kandung kemih, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker serviks (leher rahim), dan beberapa jenis kanker darah (leukemia).[iv]

    Rokok tidak hanya berdampak terhadap si perokok langsung, tetapi juga berisiko pada perokok pasif. WHO mencatat bahwa 1,2 juta kematian per tahun terjadi pada perokok pasif. Dampaknya hampir setara dengan perokok aktif karena paparan zat berbahaya yang sama. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia sangat rentan terhadap paparan asap rokok di lingkungan rumah dan publik.[v]

    Lebih lanjut Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa semakin lama seseorang merokok, semakin tinggi risiko kanker, efeknya bersifat kumulatif, dan semakin banyak rokok yang diisap per hari, semakin besar risiko kanker.[vi]

    “Kami mengajak seluruh masyarakat, termasuk para pemimpin publik, untuk merujuk pada data medis dan bukan opini pribadi. Rokok bukan hanya membunuh perokok, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Ini bukan soal debat, ini soal nyawa,” tegas Prof. Aru Sudoyo.

    Referensi:

    (i) Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2019). Dampak merokok terhadap kematian dini akibat kanker di Indonesia: Estimasi Years of Life Lost (YLL). Majalah Farmaseutik, 16(1), 101–106. https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/49790/26856

    (ii) Kompas.com. (2025, June 1). Pakar peringatkan rokok faktor risiko berbagai jenis kanker. https://health.kompas.com/read/25F01090000768/pakar-peringatkan-rokok-faktor-risiko-berbagai-jenis-kanker

    (iii) Kementerian Kesehatan RI. (2022, May 23). Fakta bahwa rokok penyebab kanker. RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/14/fakta-bahwa-rokok-penyebab-kanker

    (iv) American Cancer Society. 2025. Health Risks of Smoking Tobacco. Health Risks of Smoking Tobacco | American Cancer Society

    (v) World Health Organization. (2021). More than 100 reasons to quit smoking. https://www.who.int/indonesia/news/campaign/world-no-tobacco-day-2021/more-than-100-reasons

    (vi) Puspawati, P. R., Kristina, S. A., & Wiedyaningsih, C. (2019). Dampak merokok terhadap kematian dini akibat kanker di Indonesia: Estimasi Years of Life Lost (YLL). Majalah Farmaseutik, 16(1), 101–106. https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/download/49790/26856

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 100

    YKI Luncurkan Kartu Tanda Anggota KAMPIUN: Menyatukan Langkah, Merayakan Ketangguhan Penyintas Kanke

    Posted on Fri, 31.10.2025

    Jakarta, 30 Oktober 2025 — Yayasan Kanker Indonesia (YKI) resmi meluncurkan Kartu Tanda Anggota KAMPIUN—Kami Penyintas Unggul YKI—sebuah inisiatif nasional yang menandai babak baru dalam pemberdayaan penyintas kanker di Indonesia. Kartu ini bukan sekadar identitas, melainkan simbol ketangguhan, solidaritas, dan harapan baru bagi ribuan penyintas yang terus melangkah maju.

    Di tengah lonjakan kasus kanker nasional yang mencapai lebih dari 408.000 kasus baru dan 242.000 kematian menurut GLOBOCAN 2022, YKI menegaskan bahwa perjuangan melawan kanker tidak berhenti di ruang perawatan. KAMPIUN hadir sebagai wadah komunitas yang mengangkat penyintas sebagai agen perubahan—tangguh, berdaya, dan bermartabat.

    Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, mengatakan, “Penyintas bukan akhir dari perjuangan, melainkan awal kontribusi. Kartu Tanda Anggota KAMPIUN bukan hanya simbol, tapi alat strategis untuk memperluas akses, memperkuat identitas, dan mendorong kolaborasi lintas sektor.”

    KTA KAMPIUN dirancang sebagai identitas resmi penyintas kanker YKI yang membuka akses ke layanan kesehatan, edukasi komunitas, gaya hidup inklusif, dan program pemberdayaan ekonomi. Dengan struktur berbasis provinsi, jenis kanker, dan nomor anggota, KTA ini memudahkan segmentasi program dan pengelolaan data secara nasional—mendukung strategi pengendalian kanker berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan. 

    “KAMPIUN bukan sekadar komunitas, tapi keluarga yang saling menguatkan. KTA ini adalah bukti bahwa penyintas tidak sendiri,” ujar Murniati Widodo AS, Wakil Ketua Umum II YKI Bidang Sosial dan Masyarakat. 

    Murniati Widodo AS menambahkan, “KTA KAMPIUN bukan hanya kartu, tapi jembatan menuju kehidupan yang lebih berkualitas. Dengan manfaat nyata seperti diskon layanan deteksi dini, akses pelatihan keterampilan, hingga peluang ekonomi, kartu ini membantu penyintas melangkah lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih terhubung dengan komunitas yang peduli.” 

    Kartu KAMPIUN memiliki sistem penomoran yang memudahkan identifikasi dan pengelolaan data dengan kode provinsi sesuai kode Badan Pusat Statistik (BPS), kode jenis kanker (sesuai urutan GLOBOCAN untuk Indonesia) dan nomor urut anggota. “Dengan sistem ini, akan membantu pendataan secara demografis,” terang Ibu Murniati Widodo.

    Dalam sesi edukatif bertajuk “Pemulihan Holistik: Merawat Diri, Menyemai Semangat”, dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR menekankan pentingnya perawatan diri sebagai bagian dari pemulihan mental dan fisik. Ia mengajak penyintas untuk memulihkan citra diri dan semangat hidup melalui rutinitas yang adaptif dan dukungan sosial yang berkelanjutan.

    “Perawatan diri adalah bentuk cinta diri yang paling sederhana namun bermakna. Lewat rutinitas yang menyenangkan dan dukungan komunitas, penyintas bisa memulihkan kendali atas hidupnya dan merasa tidak sendirian dalam prosesnya,” jelas dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR.

    YKI mengajak seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat maupun daerah, fasilitas dan penunjang kesehatan, komunitas, hingga pelaku usaha untuk bergabung dalam ekosistem KAMPIUN. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas manfaat KTA, memperkuat sistem rujukan komunitas, dan membangun ruang pemulihan yang inklusif, bermartabat, dan berkelanjutan. 

    “Mari bersatu mendukung penyintas kanker. Bersama, kita bangun Indonesia yang lebih tangguh, peduli, dan berdaya,” tutup Murniati Widodo AS. 

    Sekilas Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Lebih lanjut mengenai YKI kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/ dan IG @yayasankankerid.

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 99

    Ketika Trombosit Terlalu Banyak: Ancaman Diam-diam dalam Darah Kita

    Posted on Fri, 10.10.2025

    Yayasan Kanker Indonesia mengingatkan pentingnya mengenali bahaya trombosit berlebihan yang dapat memicu beragam penyakit.

    Jakarta, 9 Oktober 2025 — Trombosit, atau keping darah, mungkin terdengar sepele karena ukurannya yang kecil dan bentuknya yang tak berinti. Namun, dalam webinar awam bertajuk “Apa itu Trombosit? Bagaimana jika jumlahnya Berlebihan?” yang diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) didukung oleh Combiphar, masyarakat diajak untuk memahami bahwa trombosit bisa menjadi penentu antara pemulihan dan risiko serius seperti stroke, serangan jantung, bahkan keguguran. 

    Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia mengatakan, “Kami di Yayasan Kanker Indonesia sangat senang dapat menyelenggarakan webinar ini sebagai bagian dari kegiatan promotif kami dalam edukasi kanker. Trombosit sering kali dianggap remeh, padahal jumlahnya yang berlebihan bisa menjadi indikator awal dari kondisi serius, termasuk kanker darah. Masyarakat perlu memahami bahwa edukasi dini bukan hanya mencegah, tapi juga memberi harapan untuk deteksi dan penanganan yang lebih baik.” 

    Lily J. Soenaryo, VP Pharma Combiphar menyampaikan, “Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kesehatan masyarakat, Combiphar mendukung penuh upaya edukasi seperti webinar ini. Kami percaya bahwa pemahaman awam yang baik tentang trombosit dapat membantu masyarakat mengambil keputusan kesehatan yang lebih bijak dan mencegah komplikasi serius sejak dini.” 

    Dalam penjelasannya, Prof. Aru, pakar hematologi-onkologi mengutarakan, “Trombosit berfungsi menghentikan perdarahan. Tapi jumlahnya harus pas. Terlalu sedikit bisa berujung pada perdarahan, terlalu banyak bisa menyebabkan sumbatan pembuluh darah,”  

    Trombosit adalah bagian dari darah yang membantu proses pembekuan. Saat tubuh terluka, trombosit akan berkumpul di area luka dan membentuk sumbatan agar perdarahan berhenti. Namun, jumlah trombosit yang terlalu rendah bisa menjadi tanda penyakit serius seperti demam berdarah (DBD), ITP (autoimun), efek kemoterapi, anemia aplastik, keracunan obat, infeksi berat, bahkan kanker. 

    Yang tak kalah penting, Prof. Aru menekankan bahwa jumlah trombosit yang berlebihan juga berbahaya. Jika kadar trombosit melebihi 450.000 per mL darah, seseorang berisiko mengalami gangguan aliran darah, terutama di arteri. Kondisi ini disebut trombositemia, dan bisa dipicu oleh infeksi, anemia defisiensi besi, penyakit radang, kanker, atau bahkan mutasi genetik seperti JAK2, CALR, dan MPL. 

    “Trombosit berlebih bisa hadir tanpa gejala. Tapi bisa juga menimbulkan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri di tangan atau kaki, bahkan pembesaran limpa,” ujar Prof. Aru. 

    Data menunjukkan bahwa 38–57 orang per 100.000 populasi bisa mengalami kelebihan trombosit. Menariknya, meski secara global wanita lebih rentan, di Indonesia justru pria lebih banyak mengalami kondisi ini. 

    Mengendalikan Trombosit: Jangan Tunggu Gejala

    Prof. Aru menjelaskan bahwa pengendalian trombosit berlebih dapat dilakukan dengan obat-obatan seperti Hidroksiurea (HU) dan Anagrelide (ANA). HU bekerja dengan menghambat pembentukan sel darah secara umum, sehingga bisa menimbulkan efek samping berupa anemia dan leukopenia. Sementara ANA lebih spesifik menghambat pembentukan trombosit saja. 

    “Kelebihan trombosit wajib dikendalikan. Jika tidak, risiko stroke, serangan jantung, dan keguguran bisa meningkat tajam,” tegas Prof. Aru. 

    “Kami ingin masyarakat tahu bahwa trombosit bukan sekadar angka di hasil lab. Ia bisa menjadi sinyal penting dari tubuh, dan harus dipahami sejak dini,” Prof. Aru menutup.  

    Sekilas Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI didukung oleh lebih dari 140 YKI Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia. Lebih lanjut mengenai YKI kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/ dan IG @yayasankankerid.

     

    Untuk keterangan lebih lanjut hubungi

     

    YAYASAN KANKER INDONESIA

    Email:     humas.yki@gmail.com

                     ykipusat@gmail.com

     

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 98

    Yayasan Kanker Indonesia Gelar Rakornas 2025: Satukan Semangat Bakti YKI, Melawan Kanker di Seluruh

    Posted on Mon, 29.09.2025

    Jakarta, 28 September 2025 — Yayasan Kanker Indonesia (YKI) sukses menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2025 pada 26–28 September di Kraton Majapahit, Jakarta. Mengusung tema “Satukan Semangat Bakti YKI, Melawan Kanker di Seluruh Negeri”, Rakornas ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara YKI Pusat dan 47 Cabang Koordinator di seluruh Indonesia dalam upaya penanggulangan kanker yang inklusif dan berkelanjutan. 

    Sebanyak 165 peserta hadir, terdiri dari pengurus YKI Pusat dan perwakilan cabang dari Aceh hingga Papua. Rakornas ini menjadi ruang evaluasi, konsolidasi, dan penyusunan langkah terintegrasi berbasis kebutuhan lokal, dengan semangat gotong royong dan kepedulian lintas sektor. 

    Dalam sambutannya, Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menegaskan, “Rakornas YKI 2025 merupakan tonggak penting dalam memperkuat sinergi antara YKI Pusat dan Cabang Koordinator di seluruh Indonesia. Melalui forum ini, kita teguhkan komitmen bersama untuk memperluas jangkauan edukasi dan layanan kanker, serta meningkatkan efektivitas koordinasi antar-cabang demi gerakan penanggulangan kanker yang inklusif, berdaya guna, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Terima kasih atas dedikasi dan partisipasi aktif seluruh pengurus. Mari terus satukan langkah, demi Indonesia yang lebih sehat dan bebas kanker.” 

    Wakil Gubernur DKI Jakarta, H. Rano Karno, turut membuka Rakornas dan menyampaikan dukungan penuh terhadap YKI Cabang Jakarta, “Sebagai bagian dari program pembangunan kesehatan, Pemprov DKI Jakarta terus memberikan dukungan terhadap YKI Cabang Jakarta sehingga dapat memperkuat perannya sebagai organisasi sosial yang strategis di Ibu Kota. Pencegahan kanker adalah tanggung jawab kita semua. Dengan kerja sama dan kepedulian bersama, saya yakin kita bisa menekan angka kasus kanker di Indonesia.” 

    Sorotan Rakornas 2025: Inovasi, Sinergi, dan Komitmen Nasional

    Rakornas 2025 menyoroti tantangan unik di daerah seperti Papua, di mana dominasi pengobatan tradisional dan perubahan sistem pemerintahan menuntut pendekatan yang lebih adaptif. YKI menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin berbasis jejaring dan figur champion lokal untuk menjawab kebutuhan komunitas secara efektif.

    Ketua Panitia Rakornas 2025, Ibu Hetty Andika Perkasa, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta, “Rakornas ini bukan sekadar rapat koordinasi, tetapi ruang kolaborasi lintas wilayah dan lintas sektor. Kami bangga melihat semangat para pengurus YKI dari seluruh Indonesia yang hadir dengan komitmen tinggi untuk memperkuat gerakan nasional melawan kanker.” 

    Beberapa hasil penting Rakornas meliputi:

    • Restrukturisasi YKI menjadi dua entitas: Yayasan Sosial dan Unit Usaha, dengan fokus pada kemandirian finansial tanpa meninggalkan misi kemanusiaan.
    • PT Yudha Kanker Indonesia diperkenalkan sebagai badan usaha sosial yang mendukung deteksi dini dan kualitas hidup penyintas kanker.
    • Bidang Keuangan menerapkan sistem Coretax untuk integrasi pelaporan keuangan dan perpajakan.
    • Bidang Sosial dan Kemasyarakatan memperkuat komunitas penyintas melalui program KAMPIUN dan kampanye perubahan perilaku berbasis bukti.
    • Bidang Ilmiah menegaskan peran YKI sebagai sumber informasi terpercaya dalam edukasi kanker berbasis promotif dan preventif.
    • Bidang Humas dan Umum mengembangkan strategi visibilitas, penggalangan dana, dan kolaborasi lintas sektor.

    Pelayanan sosial YKI kini mencakup skrining kanker, navigasi pasien, pelatihan caregiver, dan pemberdayaan masyarakat pra-sejahtera — menjangkau mereka yang paling membutuhkan. “Mari bersama satukan semangat, demi Indonesia yang lebih sehat dan bebas kanker,” tutup Prof. Aru Sudoyo. 

    Sekilas Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Lebih lanjut mengenai YKI kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/ dan IG @yayasankankerid.

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 96

    Hari Kanker Sedunia 2023: Menutup Kesenjangan Akses Pengobatan Inovatif Limfoma Hodgkin

    Posted on Tue, 28.02.2023

    • Berdasarkan data dari Globocan[1], terdapat 1.188 pasien baru yang terdiagnosis Limfoma Hodgkin. Sementara itu, angka kematian akibat Limfoma Hodgkin pada tahun 2020 mencapai 363 kasus. Sebagian besar pasien terdiagnosis Limfoma Hodgkin antara usia 15 hingga 30 tahun, dan kelompok usia diatas 55 tahun.
    • Pengobatan inovatif terapi target akan segera masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional dimana akan lebih banyak pasien yang akan mendapatkan akses terhadap obat-obatan yang dibutuhkan.
    • PT. Takeda Indonesia berkomitmen untuk menyediakan akses terhadap terapi inovatif bagi para pasien di Indonesia melalui program Jaminan Kesehatan Nasional dan juga Program Takeda BISA.
    • Program Takeda BISA merupakan program yang memudahkan pasien mendapatkan akses pengobatan inovatif bagi pasien yang memenuhi syarat medis dan finansial, sehingga mereka menyelesaikan program perawatan yang dibutuhkan.

    Jakarta, 23 Februari 2023 – Dalam rangka peringatan Hari Kanker Dunia 2023, PT. Takeda Indonesia bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia mengadakan diskusi media bertajuk “Limfoma Hodgkin: Menutup Kesenjangan Akses Pengobatan Inovatif Untuk Limfoma Hodgkin”, guna meningkatkan kesadaran mengenai Limfoma Hodgkin, tema ini sesuai dengan tema besar Hari Kanker Dunia “Closing the Gap in Cancer Care”.

    Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, “Dalam rangka Hari Kanker Dunia 2023 ini, Yayasan Kanker Indonesia menyampaikan pentingnya pemangku kepentingan dan masyarakat bergandeng tangan dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker, mengatasi kesenjangan perawatan kanker dan mendorong pencegahan kanker, termasuk pada kesempatan ini kanker Limfoma Hodgkin.”

    “Melihat pentingnya kesadaran masyarakat akan beragam jenis kanker yang dapat mengintai siapapun, Yayasan Kanker Indonesia mengapresiasi kolaborasi dengan PT Takeda Indonesia sehingga kita dapat lebih mengetahui tentang kanker Limfoma Hodgkin, faktor risiko, pencegahan dan modalitas perawatannya,” ujar Prof. Aru.

    Andreas Gutknecht, General Manager PT. Takeda Indonesia mengatakan “Hari Kanker Dunia yang setiap tahun diperingati, terus mengangkat isu penting terkait akses terhadap perawatan pasien kanker. Takeda Indonesia dalam hal ini berkomitmen untuk membuka akses dan menjalankan tujuan organisasi kami untuk menghadirkan obat-obatan inovatif yang dibutuhkan para pasien, salah satunya untuk Hodgkin Limfoma dimana terdapat populasi pasien yang memiliki keterbatasan untuk mendapatkan perawatan yang sesuai untuk kondisi mereka.”

    Limfoma Hodgkin adalah kanker pada sistem kelenjar getah bening,  yang merupakan kumpulan jaringan dan organ yang membantu tubuh menyerang infeksi dan penyakit. Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia.

    Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM – Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, mengatakan “Pada umumnya gejala yang muncul berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha, yang dapat disertai B symptoms (demam lebih dari 38o C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10% bobot badan selama 6 bulan), dan gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami intoleransi terhadap alkohol.”

    Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis pengobatan Limfoma Hodgkin diantaranya: kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan imunoterapi [1].

    Sebanyak 20% pasien Hodgkin Limfoma yang sudah pernah mendapatkan pengobatan lini pertama masih memiliki kemungkinan kambuh. Para pasien kambuh ini membutuhkan pengobatan lini kedua yang sesuai untuk kondisi mereka, akan tetapi akses terhadap obat-obatan inovatif yang mereka butuhkan masih terbatas, dan tingkat keterjangkauan juga masih rendah.

    “Baru-baru ini pengobatan inovatif terapi target akan segera masuk kedalam skema Jaminan Kesehatan Nasional dimana akan lebih banyak pasien yang akan mendapatkan akses terhadap obat-obatan yang dibutuhkah, terutama untuk para pasien yang memiliki kekambuhan.” Terang dr. Andika.

    Dari sisi akses pengobatan, berdasarkan laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) negara dengan pendapatan nasional yang lebih rendah memiliki ketersediaan obat anti-kanker yang lebih rendah, termasuk terapi target. Hal ini menimbulkan perbedaan pada angka harapan hidup pasien kanker di berbagai negara [2].

    Berbagai strategi dapat diterapkan oleh pemangku kepentingan untuk meningkatkan akses terhadap obat kanker, salah satunya dengan menyediakan program bantuan pasien [2]. “Takeda Indonesia berkomitmen untuk menyediakan akses terhadap pengobatan inovatif, salah satunya dengan membuka akses secara luas melalui program Jaminan Kesehatan Nasional dan juga Patient Assistance Program kami yaitu Takeda BISA (Bantu Indonesia Sehat melalui Akses).” Terang Andreas.

    Takeda BISA (Bantu Indonesia Sehat melalui Akses) merupakan program yang memudahkan pasien mendapatkan akses pengobatan inovatif bagi pasien yang memenuhi syarat medis dan finansial, sehingga mereka menyelesaikan program perawatan yang dibutuhkan, salah satunya adalah Hodgkin Lymphoma. Program ini telah diimplementasikan di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek YKI dan beberapa rumah sakit di Indonesia.

    -          Selesai    -

    Daftar Pustaka

    [1] Shanbhag S, Ambinder RF. Hodgkin lymphoma: A review and update on recent progress. CA Cancer J Clin. 2018;68(2):116-132.

    [2] World Health Organization. Technical Report: Pricing of Cancer Medicines and its Impact. Geneva: World Health Organization (2021).

     

    Tentang Takeda  

    Takeda Pharmaceutical Company Limited adalah perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen kami kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga bumi (Planet) ini. Takeda berfokus kepada upaya R&D di berbagai area terapetik, termasuk: Oncology, Rare Diseases, Inflammatory Bowel Disease, and Haemophilia. Kami juga menginvestasikan R&D dalam pengembangan Vaksin. Kami berfokus untuk mengembangkan obat-obatan inovatif yang berkontribusi untuk memberikan perbedaan dalam perawatan dan kualitas hidup pasien dengan riset terhadap pilihan perawatan dan menggunakan kemampuan dan keahlian R&D kami untuk menciptakan lini perawatan (pipeline) yang luas. Takeda berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerjasama dengan para mitra kami di layanan kesehatan di 80 negara di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com

     

    Tentang Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) merupakan organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya pencegahan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan pencegahan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa pencegahan kanker hanya dapat berhasil jika dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melakukan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik itu pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta maupun dunia usaha baik di dalam negeri. dan di luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia.

     

    Kontak Media:

    Ferdo Pratama / Communications Manager

    E : Ferdo.pratama@takeda.com

    P : +62-21-310-6780

     

    Bidang Humas YKI: humas.yki@gmail.com

    Sekretariat YKI: ykipusat@gmail.com

     

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 95

    “Pentingnya Diagnosis yang Tepat untuk Kanker Paru” Bulan Kesadaran Kanker Paru 2022

    Posted on Wed, 09.11.2022

     

    • PT Takeda Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia ikut serta dalam memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru dengan mengadakan kegiatan media edukasi yang membahas pentingnya diagnosis yang tepat untuk pasien kanker paru.
    • Berdasarkan data dari Globocan 2020, di Indonesia terdapat 34.783 pasien baru kanker paru setiap tahunnya. Kanker Paru merupakan urutan ketiga kanker terbanyak (8.8%) dan urutan pertama kanker penyebab kematian (13.2%) sebanyak 30.843 jumlah kematian.
    • Berdasarkan hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 RS di Jakarta, kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada laki-laki
    • Berdasarkan data hasil pemeriksaan di laboratorium Patologi Anatomi RSUP Persahabatan, lebih dari 50 persen kasus dari semua jenis kanker yang didiagnosa adalah kasus kanker paru.
    • Gejala Kanker Paru dapat berupa batuk yang persisten, darah pada mucus, bernapas pendek, nyeri di area dada, kelelahan yang berlebihan, dan penurunan bobot badan yang tidak dapat dijelaskan.
    • Penegakan diagnosis Kanker Paru dilakukan dengan pemeriksaan biomarker (penanda biologis) yang meliputi pemeriksaan ALK, EGFR, ROS1, MET, BRAF, NTRK.
    • PT Takeda Indonesia berkomitmen untuk menyediakan akses terhadap terapi inovatif bagi para pasien di Indonesia, termasuk pasien-pasien Kanker Paru ALK+ yang membutuhkan penanganan yang tepat berdasarkan kondisi mereka.

     

    Jakarta, 8 November 2022 – Dalam rangka peringatan Bulan Kesadaran Kanker Paru 2022, PT. Takeda Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam mengadakan webinar media bertajuk “Pentingnya Diagnosis yang Tepat untuk Kanker Paru” guna meningkatkan kesadaran mengenai dalam hal diagnosis Kanker Paru di Indonesia.

    Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, “Kanker paru adalah jenis kanker yang angka kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia dengan 95% kanker paru akibat lingkungan serta gaya hidup, dan kebiasaan merokok, dalam hal ini Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki-laki dewasa di dunia, serta polusi sekitar yang tinggi.”

    Lebih lanjut Prof. Aru menyampaikan, “Gejala pada kanker paru seringkali tidak tampak pada stadium awal, ini berakibat dimana data saat ini menunjukkan bahwa 60% pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut, sebab kanker paru memiliki gejala yang serupa dengan penyakit umum lainnya seperti TBC, dengan demikian penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko, gejala, dan perawatan yang tersedia termasuk modalitas diagnosis kanker paru sehingga kanker paru dapat diobati dengan tepat.”

    “Yayasan Kanker Indonesia mengapresiasi kolaborasi dengan PT Takeda Indonesia sehingga kita dapat lebih mengetahui tentang modalitas diagnosis kanker paru yang tepat,” ujar Prof. Aru.

    Andreas Gutknecht, General Manager of PT Takeda Indonesia mengatakan, “Takeda berkomitmen untuk menerjemahkan sains ke dalam pengobatan yang dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Kami berfokus pada berbagai penyakit dengan kebutuhan medis tak terpenuhi paling tinggi dan masalah terbesar dalam kesehatan masyarakat, kanker paru tentunya adalah salah satu dari penyakit tersebut. Dengan demikian, diagnosis dini dan tepat pada kanker paru menjadi titik kritis dalam keberhasilan pengobatan pasien. Oleh karena itu, kami bersyukur dapat bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia untuk meningkatkan kesadaran terkait kanker paru secara berkelanjutan di Indonesia.”

    Dalam kegiatan diskusi media memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru 2022, Prof. dr. Elisna Syahrudin, PhD. SpP(K) – Pengurus Pusat Yayasan Kanker Indonesia dan Bekerja di  Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan, yang bertindak sebagai narasumber mengatakan, “Berdasarkan data Globocan 2020, di Indonesia terlihat masalah kanker paru ada dua poin penting yaitu jumlah kasus paru yang terus meningkat dan hanya dapat diatasi dengan melakukan pencegahan atau pengendalian faktor risiko kanker paru. Masalah kedua masih buruknya prognosisnya dibanding kanker lain yaitu dengan pendeknya angka harapan hidup akibat Sebagian besar penyakit ditemukan pada stadium lanjut.  Maka usaha skrining atau deteksi dini akan secara langsung akan memperpanjang harapan hidup. Namun kabar baiknya, pasien kanker paru stadium lanjut yang mendapat pengobatan yang spesifik berdasarkan karakteristik kelainan molecular menunjukkan hasil yang baik.

    Beliau memaparkan perlu mewaspadai orang yang memiliki faktor risiko dan mempunyai gejala-gejala respirasi meski sulit membedakan dengan penyakit paru lainnya. Gejala yang timbul pada pasien kanker paru, diantaranya batuk yang persisten, darah pada mukus/lendir, bernapas pendek, nyeri di area dada, kelelahan yang berlebihan, penurunan bobot badan dan penurunan nafsu makan. Faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kanker paru yang paling utama adalah merokok. Selain itu kontak dengan zat-zat karsinogenik (Radon, Arsen, Asbestos), keluarga yang memiliki riwayat kanker paru, dan Riwayat penyakit paru kronik lainnya. Melakukan skrining atau deteksi dini pada kelompok berisiko tinggi adalah upaya yang paling baik yang harus dilakukan untuk meningkatkan angka tahan hidup penderita kanker paru.

    Beliau menekankan bahwa pemeriksaan kanker paru sangatlah penting untuk memahami kanker yang dialami pasien secara spesifik. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh pengobatan dengan hasil yang optimal dan bertahan hidup lebih lama.

    Beliau menjelaskan  bahwa Kanker paru dibedakan untuk setiap pasien dari jenis sel dan perubahan sel abnormal. Pengujian biomarker akan menunjukkan mutasi spesifik pada sel Kanker. Pengujian biomarker sangat penting karena dapat mendeteksi adanya penanda biologis (biomarker) spesifik yang dapat membantu pemilihan  terapi yang telah tersedia di Indonesia. Tes untuk melihat mutasi gen  gen atau molekuler yang berkaitan dengan pilihan terapi target adalah mutasi  ALK, EGFR, ROS1.

    Selanjutnya, beliau mengatakan “Kanker paru-paru positif ALK (Anaplastic Lymphoma Kinase positive, atau ALK+) terjadi pada 1 dari 25 pasien kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC). Di Indonesia, prevalensi adenokarsinoma paru dengan ALK positif mencapai 7 %.

     

    Tentang Takeda

    Takeda adalah pemimpin biofarmasi global, berbasis nilai, yang digerakkan oleh R&D yang berkantor pusat di Jepang, berkomitmen untuk menemukan dan memberikan perawatan yang mengubah hidup, dipandu oleh komitmen kami kepada pasien, karyawan kami, dan planet ini. Takeda memfokuskan upaya R&D pada empat bidang terapeutik: Onkologi, Genetika Langka dan Hematologi, Ilmu Saraf, dan Gastroenterologi (GI). Kami juga melakukan investasi R&D yang ditargetkan dalam Terapi dan Vaksin yang Berasal dari Plasma. Kami berfokus pada pengembangan obat-obatan yang sangat inovatif yang berkontribusi untuk membuat perbedaan dalam kehidupan masyarakat dengan memajukan pilihan pengobatan baru dan memanfaatkan mesin dan kemampuan R&D kolaboratif kami yang ditingkatkan untuk menciptakan jalur yang kuat dan beragam modalitas. Karyawan kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan bekerja sama dengan mitra kami dalam perawatan kesehatan di sekitar 80 negara dan wilayah. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com.

     

    Tentang Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) merupakan organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya pencegahan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan pencegahan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa pencegahan kanker hanya dapat berhasil jika dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melakukan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik itu pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta maupun dunia usaha baik di dalam negeri. dan di luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut tentang YKI, kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/ dan IG @yayasankankerid, atau email humas.yki@gmail.com dan ykipusat@gmail.com

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 94

    Hindari Malnutrisi Pada Pasien Kanker Untuk Membantu Kesuksesan Terapi dan Meningkatkan Kualitas Hid

    Posted on Mon, 31.10.2022

    • Nutrisi yang optimal dapat menunjang keberhasilan terapi pasien kanker
    • Pasien kanker pada kondisi paliatif membutuhkan nutrisi yang optimal untuk meningkatkan kualitas hidupnya

    Jakarta, 24 Oktober 2022 - Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 melaporkan jumlah kasus baru kanker mencapai 2.595.520 kasus[1].Data dari European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN) menunjukkan bahwa 1 dari 5 pasien kanker meninggal akibat malnutrisi[2], hal ini menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi  untuk membantu meningkatkan keberhasilan pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien kanker termasuk bagi mereka yang berada di kondisi paliatif.

    Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia/ YKI, Prof. DR. Dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, menyebutkan “Dalam menjalankan terapi, pasien kanker seringkali mengalami  penurunan nafsu makan, disertai rasa mual, muntah, sariawan, rasa logam di mulut, diare, dan rasa tidak nyaman lainnya, sehingga mengurangi nafsu makan dan bahkan minum yang akhirnya dapat menyebabkan malnutrisi.  Kondisi malnutrisi tentu saja dapat berdampak pada keberhasilan terapi. Oleh karena itu perlu upaya pencegahan malnutrisi pada pasien kanker dengan berbagai intervensi dan solusi, termasuk melalui kolaborasi multi-disiplin tim onkologi dengan tim gizi klinis agar hasil terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal.”

    Dokter spesialis gizi klinis, dr. Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK mengatakan, “Pasien kanker membutuhkan nutrisi berbeda dengan orang yang sehat. Pemenuhan nutrisi tersebut sangat penting untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat terapi. Pemberian nutrisi yang optimal saat terapi adalah untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar 25 – 30 kkal/kg BB/hari, dan kebutuhan protein sebesar 1.0 – 1.5 g/kg BB/hari2, serta EPA/ Eicosapentaenoic Acid (asam lemak omega 3) sebanyak 1-2 g per hari3. Namun apabila pasien masih tidak dapat mengasup makanan sesuai kebutuhan hariannya atau sulit memenuhi kebutuhan EPA, protein, dan energi sesuai anjuran, maka suplementasi dengan ONS (oral nutritional supplement) atau disebut juga makanan cair bisa menjadi salah satu solusi lainnya.”

    Penanggung jawab program paliatif Yayasan Kanker Indonesia Pusat, dr. Siti Annisa Nuhoni, Sp.KFR(K), mengatakan, “Kebutuhan nutrisi yang baik juga perlu dipenuhi pada pasien paliatif,  sebab malnutrisi dapat mengurangi kemampuan bergerak dan menghambat kemampuan melakukan aktifitas fungsional dalam keseharian, sehingga  mengganggu kualitas hidup.  Dalam kondisi tersebut, intervensi nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu akan memberikan manfaat bagi pasien. Pada tahap ini, jika memungkinkan, perawatan nutrisi dengan makanan cair (ONS) dapat membantu gizi pasien dan memaksimalkan kualitas hidup pasien paliatif.” 

    Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia, Herlina Harjono menyatakan, “Sejalan dengan  misi Caring for Life, Fresenius Kabi berkomitmen untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kali ini bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia, kami memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan nutrisi dan solusi untuk membantu mencegah dan mengatasi malnutrisi. Kami juga terus melakukan inovasi untuk menyediakan produk nutrisi berkualitas sesuai dengan rekomendasi.”

     

    Tentang Fresenius Kabi

    Fresenius Kabi merupakan perusahaan kesehatan global yang secara khusus menyediakan obat-obatan  dan teknologi infus, transfusi, dan nutrisi klinis. Perusahaan kami menyediakan produk dan layanan kesehatan untuk merawat pasien yang menderita penyakit kritis dan kronis.

    Produk Fresenius Kabi terdiri dari beragam produk infus, obat generik dan nutrisi klinis serta peralatan medis yang digunakan untuk memberikan obat-obatan tersebut kepada pasien. Di bidang biosimilar, Fresenius Kabi berfokus pada penyakit autoimun dan onkologi. Pada tahun 2019, produk biosimilar pertama oleh Fresenius Kabi diluncurkan. Dalam teknologi transfuse dan terapi sel, Fresenius Kabi menawarkan produk pengumpulan, pengolahan komponen darah, dan terapi pengobatan darah pasien menggunakan sistem apheresis.

    Dengan misi “caring for life”, Fresenius Kabi berkomitmen untuk menyediakan obat-obatan dan teknologi esensial kepada pihak-pihak yang menolong pasien dalam menghadapi tantangan hidup mereka.

     

    Tentang Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia.  Lebih lanjut mengenai YKI kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/  atau IG @yayasankankerid.

     

    [1] Kementerian Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021. 2021. 106

    [2] ESPEN practical guideline: Clinical Nutrition in cancer diakses pada 27 September 27, 2022

    3 ESPEN guidelines on nutrition in cancer patients 2016

    Selengkapnya >>
  • Artikel Image 92

    Imunoterapi Memberi Harapan Baru Bagi Pasien Kanker

    Posted on Tue, 28.06.2022

    Jakarta, 23 Juni 2022 – Dalam rangka bulan Penyintas Kanker, MSD Indonesia bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) meluncurkan kampanye #HarapanBaru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tiga penyakit kanker terbesar di Indonesia, yaitu kanker paru, payudara dan serviks.

    Menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, jumlah kasus baru kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks di seluruh dunia mencapai lebih dari 5 juta dengan lebih dari 2,8 juta kematian.[i] Sementara jumlah kasus baru ketiga jenis kanker tersebut di Indonesia menurut laporan yang sama mencapai 137.274 dengan jumlah kematian 74.276 -artinya, setiap hari terdapat lebih dari 200 keluarga kehilangan anggota keluarganya akibat jenis kanker tersebut.[ii]

    Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, “Kita perlu menyikapi tingginya kasus baru dan kematian akibat kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia, dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut, pencegahannya, termasuk semua opsi terapi sistemik.”

    George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia, mengatakan, “Kami merasa terhormat memiliki kesempatan ini bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia, untuk meluncurkan kampanye edukasi mengenai kanker, Berbagi #HarapanBaru. Bulan ini, saat para penyintas dirayakan dan dihormati, penting untuk mengingat peran penting memiliki harapan dalam upaya melawan kanker. Harapan adalah pendorong utama untuk menjaga semangat mempertahankan hidup dan keinginan untuk hidup.”

    “Di MSD, kami berkomitmen untuk memberikan harapan kepada pasien kanker melalui penelitian dan obat inovasi kami di bidang onkologi. Kami bekerja dengan urgensi untuk mengutamakan pasien dan memastikan obat kanker inovatif kami dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan. Kami masing-masing didorong oleh visi bersama untuk memberikan harapan kepada semua pasien kanker—harapan akan lebih banyak cara untuk mengobati kanker mereka, harapan akan lebih banyak kualitas dalam hidup mereka, harapan untuk lebih banyak waktu,” ujar George.

    Lebih lanjut Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa salah satu terobosan di dunia medis yang merupakan harapan baru bagi pasien kanker paru, kanker payudara dan kanker serviks adalah adanya terapi pengobatan imunoterapi.

    Imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Sel kanker memiliki kemampuan 'menyamarkan' diri sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Dengan imunoterapi, sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan sehingga bisa mendeteksi sel kanker untuk dihancurkan.

    Imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target dan kemoterapi. Untuk menentukan terapi yang tepat, dilakukan berbagai tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1). PD-L1 adalah protein transmembran yang berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu.

    Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor. Semakin tinggi ekspresi PD-L1, respon akan semakin baik terhadap imunoterapi.

    Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.

    Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa imunoterapi sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan kanker paru bukan sel kecil (KPBSK) metastatik dan ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu, memberikan manfaat angka harapan hidup dua kali lipat lebih panjang dibandingkan standar pengobatan kemoterapi saja.

    Pasien kanker paru stadium lanjut dan memiliki ekspresi PD-L1 dengan nilai tertentu, yang diterapi dengan imunoterapi memiliki angka harapan hidup 5-tahun hingga 31,9%. Artinya, imunoterapi memberikan angka harapan hidup 5-tahun sebesar empat kali lebih tinggi dibandingkan standar pengobatan kemoterapi dan menurunkan angka resiko terjadinya efek samping berat (derajat 3 – 5) hingga 22%.[iii]

    Mengenai kanker payudara subtipe triple negative (TNBC), Prof. Aru Sudoyo menyampaikan bahwa dengan perkembangan inovasi pengobatan, mulai tahun 2022 imunoterapi telah disetujui oleh Badan POM untuk terapi TNBC stadium lanjut. Data uji klinis menunjukan bahwa satu dari dua pasien kanker TNBC mendapatkan manfaat dari terapi kombinasi imunoterapi dan kemoterapi.[iv]

     “Kombinasi imunoterapi dengan kemoterapi sebagai pengobatan lini pertama bagi pasien TNBC dengan tumor yang memiliki nilai ekspresi PD-L1 tertentu dapat mengurangi resiko kematian hingga 27% dibandingkan dengan pemberian kemoterapi saja,” lanjut Prof. Aru Sudoyo.[v]

    American Society of Clinical Oncology (ASCO) baru-baru ini menerbitkan pedoman medis bagi pasien kanker serviks yang telah mengalami kekambuhan atau metastatis, dimana data uji klinis dari kombinasi imunoterapi dengan standar pengobatan sebelumnya dapat memberikan manfaat 35% lebih baik dimana penyakit tidak mengalami perburukan dan memberikan angka harapan hidup 33% lebih lama dibandingkan dengan standar pengobatan sebelumnya saja.[vi]

    Mulai tahun 2022 di Indonesia, imunoterapi bagi pengobatan kanker serviks telah tersedia, khususnya bagi pasien yang didiagnosis dengan kanker serviks stadium lanjut.

    Menurut Prof. Aru Sudoyo, imunoterapi telah tersedia di rumah sakit yang melayani pengobatan kanker. Namun, tidak semua jenis kanker paru, kanker payudara maupun kanker serviks dapat diterapi dengan imunoterapi. Pasien perlu berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan terbaik sesuai kondisi masing-masing pasien.

    “Dalam perjuangan melawan kanker, pasien harus terus menjaga harapan, semangat, kesehatan mental dan emosional, didukung oleh keluarga dan lingkungan, serta tertib dalam menjalankan terapi dan pengobatan kanker sesuai arahan dokter agar kualitas dan harapan hidup dapat terus terjaga,” tutup Prof. Aru Sudoyo.

    Tentang MSD

    Selama lebih dari satu abad, MSD telah menciptakan penemuan yang berkontribusi untuk kehidupan banyak orang, memajukan obat-obatan dan vaksin untuk penyakit-penyakit yang paling berbahaya di dunia. Saat ini, MSD terus menjadi yang terdepan dalam penelitian untuk memberikan solusi kesehatan yang inovatif dan memajukan pencegahan dan pengobatan penyakit yang mengancam manusia dan hewan di seluruh dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.msd-indonesia.com atau www.msd.com.

    Tentang Yayasan Kanker Indonesia

    Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker. Tujuan YKI adalah mengupayakan penanggulangan kanker dengan menyelenggarakan kegiatan di bidang promotif, preventif dan suportif. Menyadari bahwa penanggulangan kanker hanya mungkin berhasil bila dilakukan oleh semua pihak, maka YKI melaksanakan kegiatannya dengan bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan dunia usaha baik di dalam maupun luar negeri. YKI memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia. Lebih lanjut mengenai YKI kunjungi http://yayasankankerindonesia.org/ dan IG @yayasankankerid.

      

    Untuk keterangan lebih lanjut hubungi

    YAYASAN KANKER INDONESIA

    Email : humas.yki@gmail.com / ykipusat@gmail.com        

     

    Daftar Pustaka

    [i]       International Agency for Research on Cancer. World Health Organization. Globocan 2020. Diakses pada 6 Juli 2022 melalui https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/900-world-fact-sheets.pdf

    [ii]     International Agency for Research on Cancer. World Health Organization. Globocan 2020 Indonesia. Diakses pada 6 Juli 2022 melalui https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf

    [iii]      American Society of Clinical Oncology (ASCO). 2021. Educational Book. Diakses pada 6 Juni 2022 melalui Immunotherapy for Advanced Non–Small Cell Lung Cancer: A Decade of Progress.

    [iv]     American Society of Clinical Oncology (ASCO). 2021. The ASCO Post. Diakses pada 6 Juni 2022 melalui https://ascopost.com/issues/december-10-2021.

    [v]      American Society of Clinical Oncology (ASCO). 2021. Educational Book. Diakses pada 6 Juni 2022 melalui Immunotherapy for Advanced Non–Small Cell Lung Cancer: A Decade of Progress.

    [vi]     American Society of Clinical Oncology (ASCO). 2021. ASCO Guidline. Diakses pada 6 Juni 2022 melalui Management and Care of Patients With Invasive Cervical Cancer: ASCO Resource-Stratified Guideline Rapid Recommendation

    Selengkapnya >>